Jakarta, Layaknya remaja pada umumnya yang gampang minder, Lee Little mencoba mencari cara agar kepercayaan dirinya tumbuh. Ia pun menemukan bodybuilding dan mulai berlatih sejak usia 13 tahun.
Namun karena bullying dan depresi yang kadung dialaminya, Lee melakukan latihan pembentukan badan sembari mengonsumsi steroid. Padahal pada waktu itu, ia tak pernah terpikir untuk memiliki tubuh yang besar. Ia hanya ingin merasa percaya diri.
Malang bagi Lee, kini ia mandul dan keinginannya untuk memiliki keturunan harus pupus karena steroid yang telah ia konsumsi selama 25 tahun. "Saya tertekan mengetahui hal ini. Karena saya telah merusak hormon-hormon alami di dalam tubuh saya dengan memasukkan testosterone buatan ke dalam tubuh saya sendiri," katanya kepada BBC Radio 5 Live Breakfast.
Lee pun mengakui bila kemandulan yang dirasakannya sekarang adalah efek samping dari steroid yang paling ia sesali saat ini. Pria yang berprofesi sebagai bodybuilder ini mengaku baru tahu bila ia mandul di tahun 2013 atau tahun lalu.
"Itu adalah saat terakhir saya melakukan tes kesehatan. Saat itu darah saya diambil dan jumlah sperma saya juga dicek. Hasilnya, tak ada satu pun sperma dalam tubuh saya," sesalnya seperti dikutip dari BBC, Selasa (5/8/2014).
Tapi terlambat sudah. Ketika membaca hasilnya, sempat terlintas dalam pikiran Lee andai saja ia tak menekuni bodybuilding sejak remaja dan lebih memilih bidang lain yang disukainya seperti komputer. Namun Lee tak bisa berbuat apa-apa, karena dokter juga telah memvonis dirinya mandul dan takkan bisa memiliki keturunan.
Sebelumnya telah sering diberitakan kasus-kasus efek samping penggunaan steroid secara berlebihan. Misalnya kisah seorang binaragawati bernama Candice Armstrong yang tubuhnya justru berubah menjadi laki-laki dan klitorisnya membesar hingga terlihat seperti penis karena pemakaian steroid, atau atlet binaraga bernama Ronnie Coleman yang mengalami pembesaran payudara.
Ada juga kisah atlet binaraga asal Austria, Andreas Munzer yang terobsesi pada tubuh kekar Arnold Schwarzenegger. Saking terobsesinya dengan tubuh Arnold, Andreas pun mengonsumsi bermacam-macam obat yang dipercayanya mampu membuat tubuhnya berotot seperti aktor film Terminator tersebut. Ia menggunakan steroid anabolik, diuretik, hormon pertumbuhan, insulin dan tentunya suntik testosterone dalam kadar besar hingga ia didiagnosis mengidap gagal ginjal dan hati.
Tapi karena tubuh Andreas penuh dengan otot, dokter kesulitan membuka jalan untuk mengangkat ginjal dan hatinya. Dan tak berapa lama kemudian, Andreas pun meninggal dunia.
(
lil/up)