Perth, Ketika sedang frustasi menghadapi masalah, orang bisa saja putus asa hingga bunuh diri. Seperti di Australia, sekitar 2.500 orang melakukan tindakan bunuh diri setiap tahunnya. Hal ini diikuti pula dengan banyaknya pandangan publik sinis mengenai bunuh diri.
Sebuah grup yang menangani masalah kejiwaan di Australia, SANE meluncurkan penelitian terbaru. Penelitian tersebut berorientasi pada pandangan publik selama ini yang menilai bahwa bunuh diri merupakan tindakan yang egois.
Manajer dalam bidang pencegahan tindak bunuh diri dari SANE, Sarah Coker mengatakan orang yang mencoba membunuh dirinya sendiri merasa ia adalah beban bagi orang tua maupun sahabat-sahabatnya. Nah, hal ini yang memunculkan reaksi negatif bagi dia.
"Perasaan seperti itulah yang dianggap sebagai tindakan egois yang membuat seseorang ingin membunuh dirinya sendiri. Mereka melihat dari perspektif yang salah dan orang-orang itu merasa putus asa," ujar Coker, dikutip dari ABC Australia, Kamis (31/7/2014).
Memang semuanya terjadi karena adanya dampak yang sangat besar, namun penelitian ini menemukan sejumlah partisipan ternyata memikirkan orang-orang yang mereka sayangi ketika ingin melakukan bunuh diri. Mereka ingin mengubah hidup orang-orang yang mereka sayangi dengan mengenyahkan diri mereka sendiri. Berbagai cara pun dilakukan termasuk dengan menghabiskan nyawa.
"Jadi, justru mereka tidak egois. Mereka memikirkan orang lain ketika mereka ingin melakukan hal itu," katanya lagi. Coker menduga bila masyarakat berusaha untuk menghapus stigma-stigma yang telah beredar serta mau saling mengerti, tentunya tingkat bunuh diri di dunia bisa menurun drastis.
"Daripada menganalisa efek dari bunuh diri, lebih baik mempelajari apa yang membuat seseorang ingin mengakhiri hidupnya," tutur Coker. Penelitian ini telah dipresentasikan dalam National Suicide Prevention Conference 2013 di Perth, Australia. Penelitian ini turut menyediakan informasi yang dapat membantu orang mencegah percobaan bunuh diri.
Hambatan terbesar untuk memulihkan orang-orang yang menderita hal ini adalah menemukan perawatan yang efektif dan berkesinambungan. Hal yang paling utama, membuat masyarakat menghapus stigma yang salah dan mendorong mereka untuk memberi dukungan baik terhadap orang-orang itu ataupun tenaga profesional. Perlu pula lembaga-lembaga penyedia layanan konsultasi yang selalu aktif dan membantu secara efektif.
(up/up)