DKI JAKARTA berisiko tinggi terhadap penularan virus dengue yang menjadi penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Usia sekolah dasar menjadi target terbesar kasus DBD di Jakarta.
Sekira 5.000 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di Jakarta, dari rentang Januari hingga Mei 2014. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr Dien Emawati, M.Kes, mengatakan bahwa wabah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti ini sudah menjadi endemik di DKI Jakarta. Yang mengkhawatirkan adalah penularan DBD tertinggi ada pada usia sekolah dasar (SD).
"Dari sekira 5.000 kasus DBD yang terjadi di DKI Jakarta, usia 7 sampai 12 tahun itu angkanya 229 per 100.000 penduduk. Jadi, di antara 100.000 penduduk ada 229 orang yang terkena DBD, yakni anak sekolah," katanya di Jakarta, baru-baru ini.
Karena itu, salah satu prioritas pengendalian dan pemberantasan vektor DBD dimulai dari lingkungan sekolah. Misalnya saja, tidak membiarkan bak di kamar mandi menjadi sarang nyamuk atau tempat berkembang biaknya jentik. (Baca: Jakarta Terancam Wabah DBD Terbanyak)
"Dianjurkan tidak boleh ada bak di kamar mandi karena mengurasnya susah, tetapi kalau menggunakan ember itu akan lebih mudah sehingga tidak menimbulkan genangan air," jelasnya.
Sementara itu, WHO memerkirakan lebih dari 100 juta kasus terkena wabah DBD setiap tahunnya. Namun, jumlah jiwa yang terkena wabah secara global masih belum diketahui. Selain itu, ada lebih dari 500.000 orang, termasuk anak-anak terinfeksi dengue hemorrhagic fever (DHF), mulai dari tingkatan rendah hingga ke dengue yang paling berbahaya. (fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.