Jakarta, Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang tidak bisa kita sepelekan keberadaannya. Seringkali, penderita DBD mengalami demam tinggi di hari keempat sampai keenam. Fase ini kemudian disebut fase kritis.
Sebelum fase kritis itu terjadi, terdapat gejala-gejala yang mengawalinya atau bisa juga disebut warning sign. Warning sign ini terkadang menunjukkan adanya kebocoran sel plasma dalam tubuh penderita DBD. Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro Sp.A(K) mengatakan bahwa salah satu warning sign yang bisa dideteksi dari luar adalah mulai membuncitnya perut penderita DBD.
"Pada demam berdarah yang diserang adalah permukaan pembuluh darah yang berisi sel dan plasma. Lingkaran perut akan bertambah karena cairan dari dinding pembuluh darah yang bocor masuk ke dalam ruang perut," ujarnya saat menjadi pembicara dalam Press Conference bertema "Unity in Harmony Menuju Jakarta Bebas DBD 2020" di Hotel Century Park, Jakarta Pusat, seperti ditulis Senin (16/6/2014).
Menurut Prof. Sri Rezeki, pembuluh darah tidak hanya mengandung cairan. Di dalamnya juga terdapat glukosa, elektrolit, dan bahkan mengandung oksigen. Tidak hanya perut buncit yang menjadi warning sign tetapi gejala lainnya juga ada.
"Warning sign lainnya adalah demam turun tapi kondisi malah memburuk, nyeri jika perut ditekan, lemah dan gelisah, serta volume urine berkurang atau tidak ada sama sekali," jelas Prof. Sri Rezeki.
Pendarahan juga kerap terjadi pada penderita DBD, salah satu gejalanya dapat dilihat ketika buang air besar (BAB). Jika saat BAB berwarna hitam maka dapat dipastikan pendarahan terjadi pada tubuh kita.
(up/up)