Jakarta, Disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk, banyak pekerja kantoran yang akhirnya mengabaikan jam makan siang dan duduk dalam waktu berjam-jam tanpa jeda. Untuk itu, di Amerika, bos-bos perusahaan didesak agar memastikan anak buahnya selalu break di jam makan siang.
Dari sebuah studi yang melibatkan 2.000 orang terungkap satu dari lima pekerja kantoran di Amerika diketahui terus bekerja sampai melewatkan jam makan siang mereka.
Separuh dari mereka memang ada yang beristirahat, namun makan siangnya dimakan di atas meja kerja. Hanya satu dari lima yang benar-benar beranjak dan pergi keluar kantor untuk makan siang.
Untuk itu Chartered Society of Physiotherapy (CSP) mendesak para pemimpin perusahaan di Amerika agar memastikan dan mendorong para pegawai mereka untuk lebih aktif bergerak di hari kerja.
Hal ini sangat perlu dilakukan mengingat kurangnya aktivitas fisik dapat menimbulkan risiko gangguan kesehatan tertentu suatu hari nanti. Mulai dari nyeri punggung dan leher hingga penyakit serius macam kanker, sakit jantung dan stroke.
Dan bila hal ini terjadi, bukan tidak mungkin si pegawai akan lebih sering ijin tidak masuk kerja. Pada akhirnya keadaan semacam ini akan mengganggu produktivitas perusahaan.
"Pekerja kantoran menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja, sehingga meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 30 menit, lima kali seminggu saja susahnya setengah mati," ungkap Karen Middleton, kepala eksekutif CSP seperti dikutip dari BBC, Senin (9/6/2014).
Kendati begitu, CSP juga menemukan ada sejumlah pekerja yang mendapat fasilitas atau kemudahan agar bisa berolahraga di tengah kesibukan dari atasannya, semisal mendapat subsidi keanggotaan gym atau mengikuti kelas fitness sepulang kerja, meskipun jumlahnya hanya tiga persen.
"Padahal memberikan fasilitas gratis (kepada pekerja) agar mereka dapat melakukan olahraga atau sekadar memberi mereka waktu untuk makan siang di luar agar bisa sedikit jalan dapat membantu si pekerja untuk lebih aktif sepanjang hari," tegas Karen.
(
lil/up)