PENYEBAB tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tidak hanya karena rendahnya kualitas hidup perempuan. Infrastruktur pendukung juga sangat penting dalam mencegah keterlambatan seorang ibu dibawa ke fasilitas kesehatan (Faskes).
Staf ahli Menkokesra bidang MDG's, Dr.dr. Tb. Rachmat Sentika, Sp.A.,MARS mengatakan bahwa infrastruktur hampir pasti menjadi salah satu penyebab utama sulitnya seorang ibu mencari pelayanan kesehatan. Menurutnya, keterlambatan dan sulitnya seorang ibu mencapai fasilitas kesehatan sangat berakibat fatal.
"Sebanyak 84 persen ibu hamil meninggal di rumah, karena apa? Keluarga tidak bisa mengirim ke tenaga kesehatan yang lebih ahli," ucap Dr. Tb. Rachmat Sentika di Gedung Kemenko Kesra, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).
Selain itu, Dr. Tb. Rachmat Sentika mengatakan bahwa kebanyakan ibu meninggal di rumah sakit rujukan pada jam-jam pertama di hari Sabtu dan Minggu. Hal ini membuktikan bahwa sulitnya akses mencapai rumah sakit, sehingga tenaga kesehatan kesulitan menolong pasien dalam kondisi yang sangat gawat.
"Mengapa sangat gawat? Karena infeksi yang meluas, kejang yang refrakter, serta perdarahan dalam situasi syok berat," jelasnya.
Di samping itu, menurut Dr. Tb. Rachmat Sentika, ketersedian biaya yang tidak ada, desa siaga yang hanya sekira 10-20 persen, kesibukan keluarga juga menjadi faktor terlambatnya penanganan ibu hamil ketika hendak dibawa ke rumah sakit.
"Selain itu, tidak mengenal apa yang disebut danger sign juga bisa menjadi faktor penyebab. Misalnya, tidak mengerti tanda-tanda seperti bengkak, darah tinggi, dan perdarahan. Kalau mengenal ketiga hal tersebut, maka seharusnya langsung mengatar ibu ke fasilitas kesehatan," tutupnya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.