Beberapa wanita tidak cocok dengan produk pembersih vagina sehingga menyebabkan peradangan, nyeri, dan gatal-gatal pada vulva.
Liputan6.com, Jakarta Beberapa wanita tidak cocok dengan produk pembersih vagina sehingga menyebabkan peradangan, nyeri, dan gatal-gatal pada vulva. Akibatnya, jumlah infeksi pada alat kelamin di Amerika Serikat naik hingga 15 persen sejak tujuh tahun yang lalu.
Setengah kasusnya dilaporkan Clinical Medicine akibat bahan kimia seperti sabun, pelumas, kondom, produk kebersihan, dan pengharum vagina.
Demikian disampaikan Ahli Kebidanan di Weill Cornell Medical Center, New York City, William Ledger, MD, seperti dilansir Cosmopolitan, Rabu (28/5/2014)
"Bahan pengawet kimia banyak ditemukan dalam banyak gel dan salep yang menyebabkan sensasi terbakar pada vagina beberapa wanita. Saya memperkirakan 10 persen wanita sensitif terhadap bahan kimia tersebut," kata William
Berbeda dengan William, infeksi vagina juga bisa terjadi pada saat mencukur bulu kelamin. Peneliti dari Procter and Gamble Feminine di Cincinnati, Ohio, Miranda Farage, PhD, mengungkapkan, waxing dan cukur bisa menghilangkan lapisan pelindung kulit dan membuat vagina menjadi lebih sensitif terhadap bahan kimia. "Kebiasaan waxing dan menggunakan pelumas bisa membuat stres kulit dan membuatnya rentan infeksi."
Jadi apa yang perlu dilakukan bila organ intim gatal atau terasa seperti terbakar? Anda bisa melakukan detoks. William mengungkapkan, setidaknya dalam keadaan darurat kompres organ intim dengan kain dingin dan sabun yang memiliki tingkat keasaman (PH) yang sesuai. Setelah itu oleskan minyak zaitun atau petroleum jelly. "Antihistamin seperti Claritin atau Benadryl mungkin membantu juga."
Selebihnya, William menyarankan untuk menghindari produk yang menggunakan propilen glikol dan sabun kimia lain yang mungkin berbahaya bagi kesehatan vagina.
(Melly Febrida) ;