BISA memberikan pelayanan kesehatan primer yang sudah berfungsi dengan baik, membuat Belanda banyak ditiru oleh negara lain. Belanda sebagai Negara yang maju, sudah menerapkan asuransi kesehatan sosial nasional sejak beberapa dekade lalu.
Bahkan banyak media dan peneliti mengungkapkan, jika pelayanan kedokteran keluarga di Belanda sudah berjalan dengan baik. Sehingga masyarakat menerima pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Indonesia, dianggap perlu untuk belajar dari Belanda untuk membangun pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Hal itu lantaran daerah perkotaan mempuya karakteristik yang mirip antara negara berkembang dan negara maju.
Lantas, apa yang bisa diambil pelajaran oleh Indonesia dari penerapan asuransi kesehatan nasional yang sudah baik?
Menurut WGW (Wienke) Boerma, PhD dari Senior ResearchNIVEL The Netherland institute fot Health Services Research, hal terpenting Indonesia harus memperbaiki akses pelayanan kesehatan di setiap daerah dan juga kualitas dokter. Sebab, dokter merupakan ujung tombak program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bisa merata dirasakan masyarakat sampai ke daerah-daerah pedalaman.
"Dokter jelas harus mengembangkan kapasitasnya. Inilah hal yang paling penting agar primary care (pelayanan kesehatan primer) meningkat," kata dalam acara yang bertema Symposia and Workshop: Health Care in Urban Setting di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (14/4/2014)
Kemudian tambah Wienke, jika dalam suatu negara ingin memperbaiki peningkatan pelayanan primer, maka perlu memikirkan sistem pembayaran terhadap setiap pelayanan kesehatan dan kerja sama antar pemerintah terkait, meskipun hal ini tak mudah.
Menanggapi hal itu, Prof. DR. dr. med. Akmal Taher, SpU(K) dari Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK) Kemenkes, menerangkan bahwa Indonesia memang perlu belajar dari Belanda, yaitu dengan fokus memperkuat di primary care (pelayanan primer). Tetapi, sejauh ini mengklaim jika penerapan Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia sudah bagus.
"Primary care kita sudah bagus sampai saat ini, kita tinggal meningkatkan akses pelayan kesehatan. Untuk meningkatkan kualitas pelayan primer kan satu- satu dulu. Yaitu bila akses kesehatan sudah ada di suatu daerah, baru ditingkatkan. Yang penting semua orang bisa berobat dulu," ungkap Prof. Akmal.
Lebih dalam, ia menerangkan Indonesia sudah melihat kerangka jaminan kesehatan yang diterapkan di negara. Tetapi memang, tak bisa langsung diterapkan karena harus disesuaikan dengan budaya dan kondisi geografis disini.
"Yang jelas kita adaptasi dulu. Bayangkan, disana itu cuma 16 juta orang (jumlah penduduknya) dan tidak kekurangan dokter, kita ini 200 jutaan (jumlah penduduknya) dan kekurangan dokter. Jadi tidak bisa disama ratakan, katakan ada kenaikan 10 persen sampai lima persen pada lima tahun pertama JKN, untuk akses dan pelayanan kesehatan, itu saja sudah bagus," tandasnya.
(ren)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.