JIKA program Keluarga Berencana (KB) tidak berjalan seperti yang diharapkan, penduduk Indonesia diperkirakan akan terus bertambah. Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, salah satu cara yang dinilai efektif adalah penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
Namun sayangnya, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,Sp.GK mengatakan bahwa penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang mengalami pengurangan yang cukup signifikan.
"Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang menurun, tetapi keinginan orang untuk ber-KB masih tinggi," tutur Fasli Jalal pada "High Level Seminar on ICPD Beyond 2014" di Gran Melia Hotel, Jl. HR Rasuna Said Jakarta Selatan, Selasa (1/4/2014).
Lebih lanjut, Fasli Jalal mengatakan bahwa masih ada hampir 9 persen dari orang-orang di pedesaan yang sudah ingin ber-KB, tetapi sayangnya mereka belum bisa terjangkau. Padahal, Fasli optimistis bila bisa menjangkau separuh dari masyarakat tersebut, Indonesia akan mencapai target MDG's dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014.
"Orang-orang yang tidak terjangkau inilah yang harus diafirmasi, karena mereka yang paling rentan untuk memastikan hak memperoleh layanan kontrasepsi," imbuhnya.
Sementara itu, mantan Kepala BKKBN tahun 1983, Prof. Dr. Haryono Suyono mengatakan bahwa harus dilakukan persebaran bidan-bidan di daerah. Menurutnya, bidan-bidan dapat berperan mengajak orang-orang untuk ikut program KB.
"Pelayanan KB dari posyandu oleh bidan bisa menjadi kunci mengajak masyarakat untuk ikut program KB," tuturnya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.