Jakarta, Pengidap sleepwalking memang tidak sadar apa saja yang dilakukannya ketika sedang dalam kondisi berjalan sambil tidur. Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi mereka yang hidup bersama orang dengan sleepwalking. Sebagian besar merasa takut atau ragu-ragu terkait apa yang harus dilakukan saat menghadapi orang yang sedang berjalan sambil tidur.
Menanggapi hal itu, dr Andreas Prasadja RPSGT dari RS Mitra Kemayoran mengatakan bahwa jika menemukan orang yang sedang dalam kondisi sleepwalking, tindakan paling tepat adalah menjaganya agar tidak membahayakan diri, bukan membangunkannya.
"Jika menemukan orang yang sedang dalam kondisi sleepwalking, sebaiknya dijaga saja. Jangan dibangunkan, soalnya kalau dibangunkan nanti dia bisa ngamuk. Kondisi tubuhnya kan sedang dalam keadaan tidak sadar," tutur dr Andreas ketika dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (30/4/2014).
Dokter yang akrab disapa dr Ade itu menjelaskan bahwa menjaga orang sleepwalking cukup dengan menahan atau membelokkan yang bersangkutan jika akan menabarak. Atau paling tidak, menjauhkan benda-benda berbahaya yang dapat melukai si pengidap seperti pisau, gelas kaca, gunting, dan benda tajam lainnya.
dr Ade memaparkan sleepwalking biasanya terjadi pada fase awal tidur, kurang lebih dua jam setelah seseorang tidur. Penyebabnya adalah kondisi otak yang belum tertidur secara sempurna, sehingga sebagian otak masih tersadar dan siap beraktivitas, sementara sebagian lagi sedang dalam fase tidur dan istirahat.
Lalu bagaimana caranya agar kebiasaan sleewalking bisa hilang? dr Ade menjelaskan bahwa cara agar kebiasaan sleepwalking tidak muncul kembali adalah dengan mencukupi kualitas dan waktu tidur dengan baik.
"Orang dewasa itu butuh tidur 7-9 jam. Jaga temperatur kamar tetap sejuk, tidak boleh panas juga tidak boleh terlalu dingin," ujarnya memberikan tips.
(vit/vit)