Liputan6.com, Jakarta Meskipun belum ada data khusus terkait angka kejadian autisme, namun Kementerian Kesehatan menyebutkan jumlah anak autis cukup tinggi di Indonesia.
Hal ini didasarkan pada data penelitian di AS yang menyebutkan bahwa ada 1 dari 160 anak prasekolah yang mengalami autisme. Sedangkan di Indonesia, walaupun belum ada data nasional tapi Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan mencatat, ada sekitar 15 persen anak yang mengalami autisme dari 6.600 anak dalam tiga bulan.
"Dari Januari-Desember 2013, ada sekitar 15 persen anak autis dari 6.600 kunjungan dengan rata-rata usia anak lebih dari 3 tahun. Ini menunjukkan masyarakat belum mengerti benar tenang autisme," kata Direktur Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, dr. Eka Viora, SpKJ saat temu media di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Eka menyampaikan, data dari RS Jiwa Heerdjan menunjukkan, dari 15 persen anak autis yang ditemukan, paling banyak dialami anak laki-laki (86,9 persen) dan perempuan (13,1 persen). Jumlah ini paling banyak pada kelompok usia 5-9 tahun di usia 10-14 tahun," jelasnya.
Lebih lanjut Spesialis Kesehatan Jiwa dari Asosiasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja Indonesia (Akeswari), dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ (K) menjelaskan bahwa penyebab penyebab pasti autisme juga belum diketahui.
"Kemungkinan faktor genetik juga masih diteliti. Karena riwayat genetik hanya di bawah 3 persen. Teori ini pun masih dalam penelitian lebih lanjut. Jadi tidak bisa diasumsikan sebagai penyakit yang jelas gejalanya," ungkap Suzy.
Suzy menambahkan, ada tanda khas anak autis seperti hambatan dalam berkomunikasi, bersosialisasi serta perilaku atau ketertarikan anak yang terbatas dan bersifat stereotipik atau melakukan hal yang sama berulang-ulang.
(Abd)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.