Mumbai, India, Multi-drug-resistant Tuberculosis atau yang biasa disingkat MDR-TB merupakan jenis TB yang kebal terhadap isoniazid atau rifampicin, dua jenis antibiotik yang paling sering digunakan dokter untuk menangani TB. Karena sedikitnya data yang dimiliki terhadap varian TB tersebut, banyak pengidapnya yang akhirnya harus menyerah dan meninggal.
Deepti Chavan yang berasal dari Mumbai, India, merupakan salah satu dari sedikit orang yang berhasil mengalahkan MDR-TB. Wanita berusia 31 tahun tersebut bahkan pernah divonis hanya dapat hidup 6 bulan lagi. Tak hanya itu, paru-paru kirinya pun habis digerogoti oleh bakteri MDR-TB.
"Pada tahun 2004 ketika usiaku 21 tahun, dokter memvonis bahwa sisa umurku hanya tinggal 6 bulan. Hal itu disebabkan paru-paru sebelah kiriku yang rusak karena digerogoti bakteri MDR-TB," ujar Chavan seperti dikutip dari Times of India, Senin (24/3/2014).
Chavan mengatakan bahwa dirinya harus menghabiskan kurang lebih 15.000 pil dalam kurun waktu dua tahun. Pengobatannya pun berganti-ganti setiap dua minggu. Hal ini dikarenakan demam, batuk dan berat badannya yang semakin turun tidak kunjung berhenti. Obat-obatan tersebut ternyata juga mempengaruhi kulit dan penampilannya.
"Aku bahkan harus berhenti dari kursus mesin yang sedang kuambil karena obat-obatan tersebut membuat kulitku seperti melepuh," kenang Chavan.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya harus menjalani dua kali operasi paru-paru. Yang menjadi masalah bukanlah ketersediaan donor paru-paru, melainkan para dokter yang seakan enggan menangani Chavan karena berpikiran harapan hidupnya sudah sangat tipis.
Upaya yang dilakukan Chavan bukan tanpa hasil, dalam dua tahun setelah melakukan operasi dan rutin mengikuti proses pengobatannya, Ia kini sudah sehat seperti sedia kala. Kulit dan wajahnya yang dulu melepuh karena berbagai macam obat-obatan bahkan sudah kembali seperti semula. Ia pun membagikan harapan tersebut kepada seluruh pengidap TB di dunia.
"Jika saya bisa melakukannya, tentunya siapa pun pasti bisa. Yang terpenting adalah jangan pernah sama sekali melewatkan pengobatan Anda," ungkap Chavan.
Kepala Dinas Kesehatan bidang Tuberkulosis Provinsi Mumbai, Dr Minni Khetrapal, mengatakan bahwa kasus MDR-TB semakin sering ditemukan. Selain karena padatnya penduduk di daerah Mumbai, penyebaran virus juga terjadi akibat pengobatan yang biasanya tidak diselesaikan oleh pasien.
"Berkaca pada kasus Chavan, MDR-TB bisa disembuhkan asal pasien mau mengikuti proses pengobatan sampai selesai. Dan yang paling penting adalah kami harus terus memotivasi mereka agar terus mengonsumsi obat," pungkas Dr Khetrapal.
(vit/vit)