Liputan6.com, Jakarta Tak cukup sosialisasi kepada para dokter agar semua orang paham tentang tarif paket atau INACBGs (Indonesia Case Base Group). Pihak Rumah Sakit An-Nisa Tangerang bahkan sampai mengajarkan teori pola tarif paket ini pada para cleaning service atau tukang bersih-bersih.
Seperti disampaikan Direktur Utama RS An-Nisa Tangerang, dr Ediansyah, MARS, hal tersebut dilakukan agar tukang bersih juga paham mengenai efiensi biaya yang berlaku di Rumah Sakit.
"Sosialisasi tarif bukan hanya ke karyawan, sampai ke cleaning service juga harus ikut pelatihan tarif," kata Edi pada wartawan di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta, Kamis (20/3/2014).
Menurut Edi, sejak sistem tarif paket yang berlaku, semua pihak di Rumah Sakit mestinya memang berkoordinasi dengan baik. Bukan hanya tenaga medis, tapi semua karyawan yang ada di dalamnya juga harus melihat perubahan sistem ini sebagai peluang.
Sebelumnya, RS An-Nisa sangat optimis dengan perubahan tarif pada Rumah Sakit sejak Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berlaku. Terbukti, tagihan tarif pada Januari-Februari untuk rawat jalan ternyata RS An-Nisa lebih Rp 95 juta atau untung (surplus) 19 persen dari tarif Rumah Sakit sebelumnya.
Sedangkan untuk rawat inap pada Januari dan Februari, ada kelebihan tarif yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan sebesar Rp 670 juta atau sekitar 32 persen dari total klaim yang ditagihkan.
(Abd)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.