TEMPO.CO, New York - Bullying tak hanya di sekolah atau Internet dan dalam dunia dalam olahraga profesional. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bentuk lain bullying: intimidasi keuangan.
Sebuah survei online oleh website keuangan Credit Karma dan Harris Interactive menemukan satu dari sepuluh warga Amerika Serikat mengaku di-bully secara finansial oleh pasangannya. Bentuk bullying ini bermacam-macam, menurut laporan ABC News, mengutip hasil survei. Termasuk dalam bentuk bully itu adalah : membatasi pengeluaran pasangannya; membuat mereka merasa bersalah membelanjakan sesuatu; memaksa pasangan menunjukkan tanda terima untuk semua pembelian; atau meminta uang secara paksa.
"Pelaku bullying merasa bahwa dengan mengendalikan keuangan pasangannya, maka dia tidak akan dapat meninggalkan," kata sosiolog Rachel Sussman.
Apakah pasangan Anda melakukan kontrol atas kartu kredit Anda atau melacak semua pembelian Anda? Ini bisa berarti Anda hidup dengan pelaku bullying, katanya.
Sussman mengatakan lampu merah menyala jika Anda menemukan diri Anda mengubah perilaku Anda untuk menyenangkan pasangan Anda atau menyembunyikan sesuatu dari pasangan Anda.
Menurut perencana keuangan bersertifikat Kathleen Sachs, setiap orang memiliki kepentingan dalam kesehatan keuangan mereka. "Jika saya bertanya pada Anda, 'Bagaimana kesehatan keuangan Anda?' dan Anda menjawab, 'Saya tidak tahu, pasangan saya yang bertanggung jawab'., maka artinya Anda menempatkan diri Anda pada risiko," katanya.
Menurutnya, seseorang menjadi beresiko karena jika sesuatu terjadi, atau katakanlah terjadi perceraian, dia akan berada pada kerugian finansial yang besar . "Anda perlu tahu posisi keuangan rumah tangga setiap bulan, berapa besar utang Anda, dan bagaimana untuk mengakses rekening bank," katanya.
ABC NEWS | TRIP B
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.