Pages

Jumat, 07 Februari 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
The Best Way to Manage your Money.

Start using Mint today to set a budget, track your goals and do more with your money.
From our sponsors
Begini Caranya Mendidik Anak Agar Tak Jadi si 'Jago Kandang'
Feb 7th 2014, 01:35

Jakarta, Pasti Anda familiar dengan istilah 'jago kandang' bukan? ya, kondisi di mana seseorang sangat berani di rumah tapi berubah drastis jadi diam dan penakut saat berada di luar rumah. Jago kandang ini biasanya banyak dialami oleh anak-anak.

Menurut psikolog Dr Rose Mini M.Psi, anak yang jago kandang biasanya disebabkan karena merasa dirinya terancam jika ada di luar rumah dengan orang yang tak dikenal. Sehingga, supaya lebih aman ketika di luar rumah, ia lebih memilih diam saja. Sebaliknya, ketika ada di rumah, dia mengenal lingkungannya dan merasa menguasai semua yang ada di rumah. Anak pun kembali jadi 'pemberani' untuk bertindak apapun. Lalu, bagaimana caranya agar anak tak jadi jago kandang?

"Ajak anak ke luar rumah, perkenalkan dengan orang-orang di luar rumah misalnya teman atau tetangga. Beri pengertian bahwa orang-orang itu baik lho, tapi tetap kamu harus bersikap baik juga," kata wanita yang akrab disapa bunda Romi ini kepada detikHealth beberapa waktu lalu dan ditulis pada Jumat (7/2/2014).

Hal senada juga diungkapkan psikolog Ratih Zulhaqqi M.Psi yang menuturkan jago kandang terjadi karena anak tidak memahami lingkungan luarnya sehingga dia merasa lebih aman ketika di dalam rumah dan bebas melakukan apa saja. Seringkali, anak yang jago kandang cenderung takut dengan teman-temannya di sekolah. Tapi, ia justru berani mengadukan semua perlakuan temannya ketika sudah berada di rumah. Bagaimana sebaiknya orang tua bersikap?

"Kondisi seperti itu memang bagian dari defense mechanism sehingga orang tua perlu mengajari anak bagaimana bertahan di situasi yang tidak terduga. Dengan cara asertif yakni ajarkan dia menunjukkan powernya saat dijahili temannya misalnya dengan berkata 'jangan ganggu akau' atau 'jangan cubit aku' dengan tegas," terang Ratih.

Tapi, tidak semata-mata pula anak harus langsung membalas perbuatan temannya. Ajarkan langsung membalas atau segera mencari pertolongan ketika di situasi berbahyaa misalnya saja perampokan. Untuk menyelesaikan masalah anak yang mengatakan bahwa ia sering dijahili temannya, Ratih mengatakan orang tua perlu meminta bantuan pihak sekolah. Katakan apa masalah yang terjadi pada anak dan tanyakan bagaimana perkembangannya di sekolah.

"Orang tua perlu ngobrol sama guru, enggak perlu sampai membentuk tim khusus karena itu masalah yang sebenarnya bisa diatasi asalkan ada koordinasi antara orang tua dan guru," tandas Ratih.

(rdn/vit)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
083644_anaksehatts.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions