HAMPIR 92 persen dari lesi prakanker serviks tidak menunjukkan gejala. Untuk itu, diperlukan pencegahan kanker serviks dengan melakukan deteksi sejak dini. Lantas, cara apa saja yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker serviks?
Menurut Dr. dr. Junita Indarti, SpOG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM, saat ini ada beberapa pilihan cara mendeteksi dini dari kanker serviks. Secara umum, dia mengatakan bahwa deteksi dini kanker serviks dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan sitologi dan pemeriksaan HPV.
Lebih lanjut, Dr. Junita menjelaskan bahwa pemeriksaan sitologi bertujuan mendeteksi perubahan sel serviks akibat radang atau perubahan sel ke arah keganasan. Pemeriksaan sitologi ini dibagi menjadi dua, yaitu Papsmear Konvensional dan LBC (Liquid-Based Cytology).
"Papsmear meruapakn tes skrining yang paling banyak dilakukan, dan bertujuan mendeteksi dini lesi prakanker serviks dan infeksi HPV,"ujarnya pada "Diskusi Kanker Serviks, Be Aware, Smart and Protected from Cervical Cancer" di Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Januari 2014.
Sedangkan pemeriksaan HPV, menurut Dr. Junita bertujuan untuk mendeteksi adanya infeksi HPV, bahkan sebelum terjadinya perubahan sel serviks. Bahkan, dia mengatakan bahwa bahan pemeriksaan diambil dari spesimen yang sama dengan pemeriksaan sitologi berbasis cairan.
"Pemeriksaan infeksi HPV mempunyai sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi lesi pra-kanker, terlebih bila dilakukan sekaligus bersama papsmear, hasilnya lebih akurat mendekati 100 persen," tutupnya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.