TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini adalah peringatan hari diabetes dunia, dan kabar buruk justru diterima Indonesia. "Indonesia masuk 10 negara terbesar penderita diabetes di dunia," ujar Mike Doutsdar, Senior Vice President of Novo Nordisk International Operation dalam siaran pers yang diterima pada Kamis, 14 November 2013. Laporan tersebut dari International Diabetes Federation.
Tepatnya, posisi Indonesia ada di nomor tujuh dengan jumlah penderita sebanyak 8,5 juta. Posisi teratas ada Cina (98,4 juta jiwa), Indoa (65,1 juta jiwa) dan Amerika (24,4 juta jiwa). Menurut Doutsdar, ada tren menarik tentang peningkatan jumlah penderita diabetes di negara berkembang seperti Indonesia. Pola hidup ternyata mempengaruhi besarnya penderita baru.Khususnya untuk diabetes tipe 2.
Jenis diabetes yang disebabkan karena kegagalan pankreas memproduksi insulin ini, bisa terjadi karena faktor penuaan atau karena kelebihan lemak perut dan kurang olahraga. "Dan 80 persen penderita diabetes di Indonesia menderita tipe ini," kata Doutsdard.
Sayang, ternyata akses layanan kesehatan bagi penderita di Indonesia masih minim. Tercatat total penderita yang ada, baru 46 persen yang sudah didiagnosia, 44 persen menerima perawatan dan kurang dari 1 persen mendapatkan terapi yang sesuai. "Ini situasi yang buruk," ujar dia. Tapi masalah serupa tak hanya milik Indonesia belaka, melainkan tipikal bagi penderita diabetes di negara-negara berkembang.
Saat ini di dunia, ada 382 juta penderita diabetes dengan angka kematiannya mencapai 5,1 juta. Artinya saban enam detik, ada satu penderita diabetes yang meninggal. Diperkirakan pada 2035 nanti angkanya mencapai dua kali lipat hingga 592 juta jiwa."Ini akan jadi masalah besar," ujar Profesor Nam Cho, Ketua IDF untuk wilayah Pasifik Barat
DIANING SARI
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.