Pages

Kamis, 28 November 2013

health.detik
Detik.com sindikasi 
Host Unlimited Domains

Unlimited Domains, Unlimited Disk Space and Unlimited Transfer For One Low Price.
From our sponsors
Saat Diserang Emboli Ketuban, Ibu Tiba-tiba Alami Tekanan Darah Rendah
Nov 27th 2013, 12:17

Jakarta, Dalam proses persalinan, emboli air ketuban bisa terjadi pada ibu yaitu masuknya sel gepeng atau musin (cairan lendir) yang berasal dari air ketuban dan masuk ke tubuh ibu melalui pembuluh darah. Kondisi ini tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dihindari. Salah satu gejala klinisnya, ibu mengalami tekanan darah rendah.

"Gejala klinisnya saat, sesaat atau setelah ketuban pecah bahkan ada yang dua hari setelah melahirkan, ibu tiba-tiba mengalami hipotensi (tekanan darah rendah), gagal napas, kejang, mengalami kegagalan sistem kebekuan, dan gawat janin," papar dr Yudianto Budi Saroyo SpOG(K) dalam simposium mini mengenai 'Risiko Tindakan Medik dalam Praktik Kebidanan' di RS Cipto Mangunkusumo, Jl Salemba Raya, Jakarta, Rabu (27/11/2013).

Menurut dr Yudianto, emboli air ketuban awalnya terjadi pada beberapa wanita yang sesaat setelah persalinan meninggal. Setelah diautopsi ditemukan sel gepeng, sehingga tubuh ibu mengalami reaksi berupa peradangan seperti orang yang alergi terhadap antibiotik.

"Selain itu, ibu mengalami gawat napas jika sel gepeng dan musin masuk ke pembuluh darah di paru-paru, perdarahan, dan lumpuh, ketika sel gepeng dan musin masuk ke pembuluh darah di jantung," kata dr Yudianto.

"Jika kondisi itu terjadi, kita seperti dikepung dengan tiga situasi yang seperti lingkaran setan," imbuhnya.

Pada kasus emboli air ketuban, dr Yudianto menuturkan bahwa kematian bayi risikonya lebih kecil dibanding ibu. Pada ibu, risiko kematian bisa mencapai 80 persen.

Secara teoritis, menurut dr Yudianto, emboli air ketuban bisa mengakibatkan dampak fatal sebab ada benda asing yang masuk melalui sistem pertahanan tubuh ibu sehingga mengganggu sistem sirkulasi darah di paru-paru dan jantung. "Jadi emboli air ketuban itu bersifat katastropik karena belum bisa ditangani dengan baik dan unpredictable. Serta tidak ada penatalaksanaan yang spesifik. Yang terpenting dibutuhkan kerja sama yang baik, semua sistem RS harus diaktifkan untuk menolong si ibu," terang dr Yudianto

"Semuanya harus agresif, misalnya segera pasang infus, beri obat-obat vasoaktif, dan pastinya pasien harus dirawat di ICU," sambungnya.

(up/vit)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
191233_melahirkan3ts.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions