KRITIKAN terhadap gaya berbusana para selebriti yang menjadi idola remaja belakangan ini memang santer diberitakan. Pasalnya, banyak remaja yang menjadikan para selebriti tersebut sebagai roll models dalam bergaya sehari-hari.
Salah satu selebriti Holywood yang banyak digemari oleh remaja adalah Miley Cyrus. Namun sayangnya beberapa waktu ini, perilaku penyanyi
The Last Song itu dianggap sangat buruk sekali. Di salah satu acara anugrah musik internasional, Miley tertangkap kamera sedang menggunakan obat terlarang. Tidak hanya itu saja, dalam beberapa sesi foto, Miley tampak berpose "nakal" dan itu dianggap tidak sesuai dengan usianya.
Peristiwa tersebut mengundang komentar pedas dari seorang kritikus mode gaya hidup selebriti Hollywood, Caryn Franklin.
"Saya bersimpati pada remaja yang dinilai oleh industri fesyen mengenai apa yang bernilai bagi seksualitas mereka, bukan pada kecerdasannya," ujarnya.
Franklin juga menilai, penggunaan teknik airbrush yang kerap digunakan oleh para make up artist pada kulit model agar terlihat lebih mulus dan sempurna adalah bentuk penipuan bagi remaja.
"Penggunaan teknik airbush di dunia modeling hanya akan membuat kaum wanita sebagai objek," terangnya.
Fotografer terkenal dari Amerika, Terry Richardson, yang banyak membuat foto iklan dan pria di balik make over Miley Cyrus, saat diminta pendapat oleh media menolak jika foto-fotonya disebut sebagai pornografi.
"Saya tidak membuat karya yang porno, semua orang merasa senang selama pemotretan," jawabnya.
Ironisnya, pendapat fotografer tersebut mendapat dukungan dari redaksi majalah fesyen ternama seperti Vogue dan Harper's Bazaar yang seolah mendukung dan beralasan foto tersebut dianggap tidak erotis, justru sesuatu yang edgy.
Dalam dunia fesyen, gaya edgy hampir mendekati gaya penyanyi rock, namun dengan sentuhan klasik yang mencerminkan sosok wanita yang berkepribadian kuat dan pemberani.
"Sebagai orangtua kita pantas khawatir. Jika anak muda sudah diracuni dengan citra seksual yang mendorong mereka hanya berkonsentrasi agar tampak menarik secara seksual, mereka tak akan pernah mencapai potensi mereka," kata Franklin.
Franklin menambahkan, perkembangan sekarang ini lebih dari sekadar fesyen.
"Fesyen membentuk opini, di mana fesyen menjual lebih dari sekedar busana, namun juga menjual nilai dan standar. Karena itu, kita harus mendorong agar fesyen kembali ke ranah kreatif," tutupnya, dilansir Dailymail.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.