UNTUK dua tahun pertama kelahiran anak, susu formula merupakan asupan yang harus dihindari para ibu. Kendati demikian, terkadang oknum rumah sakit dan petugas medis masih suka bandel menawarkan susu formula pada ibu.
Lantas, bagaimana tanggapan Kemenkes RI tentang hal itu?
"Ya kita tindak dan laporkan. Sebabnya, mereka menyalahi PP No. 33 mengenai larangan dan petugas kesehatan yang menjual susu formula," tegas Entos Zainal, MPHM, plh, Kasubdit Bina Gizi Makro, Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, Restoran Kembang Goela, Jakarta, belum lama ini.
Bila tahun 1990-an, Entos tak menampik bahwa banyak RS yang menjual susu formula. Akan tetapi, dia yakin sekarang sudah semakin berkurang, terutama rumah sakit besar sudah tak ada lagi. Jadi, bila masih ada rumah sakit yang masih menawarkan susu formula pasti akan ditindak.
Kondisi itu sendiri bisa terjadi karena kesadaran masyarakat sudah meningkat, di mana sekarang pentingnya ASI saat masa emas sudah masuk kurikulum pengajaran guru. Kemudian, sambung dia, kualitas MPASI yang rendah, kebanyakan sumbernya adalah hewani, jadi vitamin B dan mineralnya rendah. Padahal saat masa emas seorang anak, mereka membutuhkan kedua kandungan itu dan saat pembelahan sel, kalaupun ada proten dan vitaminnya, sulit akan menjadi energi.
"Saat anak sedang masa
golden periode, pembelahan sel itu bisa terjadi satu jutaan sel per hari. Bila orangtua sudah melewati masa emas, baru diberikan asupan bergizi, pembelahannya sudah tidak akan banyak lagi seperti dulu. Inilah kenapa disebut
golden periode, yakni waktu yang tidak akan tergantikan," terangnya.
(tty) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
