SETELAH menyerang tubuh, virus Ebola akan masuk ke dalam sel dan bereplikasi sendiri. Virus tersebut kemudian akan keluar dari sel-sel dan menghasilkan protein yang membuat kekacauan.
Fase virus Ebola menginfeksi tubuh seperti diungkapkan oleh Dr Nahid Bhadelia, M.D, ahli epidemiologi dari Boston Medical Center dan Direktur Pengendalian Infeksi di National Emerging Infectious Disease Laboratories, Boston University. Menurutnya, protein yang dikenal dengan nama Ebolavirus glycoprotein itu menempel pada sel bagian dalam pembuluh darah. Proses ini akan meningkatkan permeabilitas pembuluh yang bisa mengakibatkan kebocoran darah.
"Virus (Ebola) menyebabkan kekacauan terhadap kemampuan tubuh untuk mengentalkan dan menebalkan darah. Bahkan, orang yang tidak menunjukkan gejala hemoragik akan mengalami kebocoran darah dari pembuluh, menyebabkan shock, dan akhirnya kematian," katanya, sebagaimana dilansir Huffingtonpost, Senin (4/8/2014).
Virus Ebola juga diketahui mampu menembus pertahanan alami tubuh. Virus tersebut memblok sinyal sel yang disebut neutrofil, yakni sel-sel darah putih yang bertugas meningkatkan alarm bagi sistem kekebalan tubuh untuk menyerang benda asing. Bahkan, Ebola akan menginfeksi sel-sel kekebalan tubuh dan menjalar ke bagian tubuh lain, termasuk hati, ginjal, limpa, dan otak. (Baca: Kecil Peluang Virus Ebola Menyebar Melalui Penerbangan)
Setiap kali salah satu sel terinfeksi virus Ebola, kerusakan dan kehadiran partikel virus akan mengaktifkan molekul yang disebut sitokin. Dalam tubuh yang sehat, sitokin ini bertanggung jawab memprovokasi respon inflamasi sehingga tubuh tahu jika sedang diserang benda asing. Tapi dalam kasus pasien Ebola, sitokin yang terlalu banyak akan menyebabkan gejala-gejala seperti flu, yang merupakan tanda pertama dari terinfeksi virus Ebola. (fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.