Jakarta, Jika kebiasaan duduk berlama-lama sebelumnya dikatakan dapat diatasi dengan 'menyelipkan' aktivitas fisik ringan. Maka kini sebuah studi terbaru menyebutkan bahwa manfaat aktivitas fisik bisa hilang jika kebiasaan duduk berlama-lama tetap dilakukan.
Oleh sebab itu, para peneliti menyebutkan bahwa mereka yang jarang duduk dan lebih sering berdiri atau berjalan-jalan dapat mengurangi risiko obesitas dan diabetes tipe 2.
Untuk membuktikan teori ini, para peneliti mengamati efek dari kebiasaan hidup yang tak aktif seperti menonton TV, menjahit atau duduk di meja kerja, pada 4.000 responden selama periode 5 dan 10 tahun.
Setelah 5 tahun, mereka yang menghabiskan kurang dari 12 jam duduk dalam seminggu dan lebih dari 4 jam berolahraga memiliki seperempat risiko obesitas lebih rendah dibandingkan mereka yang duduk lebih dari 25 jam seminggu dan melakukan aktivitas fisik kurang dari 90 menit.
Menurut para peneliti, ini mungkin karena duduk tak mendukung manfaat sehat dari olahraga. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetologia ini juga menyebutkan bahwa mengurangi kebiasaan duduk dapat memangkas perkembangan faktor risiko metabolik, seperti diabetes.
"Efektivitas aktivitas fisik untuk mencegah obesitas mungkin tergantung pada seberapa banyak Anda duduk di waktu luang Anda. Mengurangi waktu duduk dan meningkatkan aktivitas fisik diperlukan untuk mengurangi risiko menjadi gemuk," ungkap salah satu penulis peneliti, Dr Joshua Bell.
Seperti dikutip dari ABC Australia, Jumat (1/8/2014), jika sebelumnya Anda terbiasa duduk berlama-lama sambil menonton TV misalnya, segera ubah kebiasaan tersebut. Salah satunya dengan tak menggunakan remote jika ingin mengganti saluran TV. Selain itu, jika memungkinkan sesekali cobalah berdiri dan lakukan peregangan.
(ajg/up)