Jakarta, Menteri Kesehatan RI, dr Nafsiah Mboi, SpA, MPH, bertekad tidak ada bayi yang terinfeksi HIV saat lahir. Oleh sebab itu, penanganan HIV-AIDS pada ibu hamil akan ditingkatkan. Langkahnya yakni melalui penambahan jumlah puskesmas di Indonesia.
Berdasarkan data yang dijabarkan oleh Nafsiah, tahun 2011 ada 21.103 ibu hamil yang dites HIV dan 534 di antaranya dinyatakan positif, sementara sampai pertengahan tahun 2014 sebanyak 137.000 ibu hamil yang dites dan 1.182 dinyatakan positif HIV. Nafsiah menganggap dengan cepatnya pemberian obat ARV, jumlah bayi yang positif HIV pun bisa menurun.
"Hasil program PPIA (Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak) tahun 2013 menunjukkan bahwa dari 1.630 bayi yang lahir dari ibu dengan positif HIV, 91 di antaranya juga positif HIV, sementara sampai pertengahan 2014 sebanyak 926 bayi lahir dari ibu dengan HIV positif dan 54 di antaranya sudah didiagnosis positif HIV juga," terang Nafsiah.
Angka bayi lahir dengan positif HIV menurut Nafsiah bisa terus ditekan asalkan tes HIV dan pemberian obat antiretroviral (ARV) untuk sang ibu jika positif HIV dilakukan dengan serius. Salah satu rencana Kemenkes ke depannya adalah dengan memperbanyak puskesmas.
Data jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, termasuk yang memberikan pelayanan ARV, pada tahun 2013 sejumlah 398 rumah sakit dan 15 puskesmas. Tahun 2014 secara bertahap jumlah puskesmas akan diperbanyak hingga 475 titik, yang tersebar di 95 kabupaten kota.
"Keberadaan puskesmas sangat penting. Tadinya untuk dapat ARV kan harus ke rumah sakit, nanti bisa dikembangkan jadi pasien bisa langsung dites dan ditawari ARV di puskesmas," ungkap Nafsiah.
(
ajg/up)