Liputan6.com, Jakarta Kehidupan perkotaan yang ramai bisa jadi tak sejalan dengan apa yang dirasakan manusia didalamnya. Rutinitas kesibukan malah bisa membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi dengan keluarga dan teman. Akibatnya timbul rasa kesepian yang biasanya diikuti kehilangan selera makan. Menurut para ahli inilah tanda depresi di tingkat awal.
Tak berhenti disitu, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan jurnal Neurology, ditemukan fakta bahwa gejala depresi awal berkontribusi menjadi penyakit Alzheimer di masa depan. Hal ini terkait bahwa depresi bisa memengaruhi kemampuan otak, dimana muncul masalah memori yang dikenal sebagai gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment-MCI).
Selama 7.8 tahun, peneliti dari University of Illinois menanyakan serangkaian pertanyaan kepada 1.764 orang tua tanpa gangguan kognitif. Lalu setiap tahunnya mereka ditanyai hal-hal berkaitan dengan kesehatan mental termasuk apakah merasa kesepian. Hasilnya, 955 orang mengarah ke gangguan kognitif ringan sedangkan 315 orang mengarah ke demensia.
Para peneliti menyarankan untuk menyadari hal ini agar tak berubah menjadi MCI yang berujung pada Alzhaimer, salah satu jenis kepikunan yang dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang.
"Hasil penelitian ini sungguh menarik, akhirnya diketahui ada hubungan antara depresi bisa berisiko menjadi demensia. Sehingga kita bisa mencegah dan mengobati depresi dan penyebab stres. Dan mampu membantu agar orang menjaga pikiran dan kemampuan ingatan hingga tua," jelas neuroscientist psychiatrist dr Robert Wilson dari Rush University Illinois seperti dilansir Daily Mail, Jumat (1/8/2014).
(Gabriel Abdi Susanto)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.