Inikah alasan janda buru-buru nikah? (Foto: Google) SELAMA ini, seorang janda selalu diasumsikan buruk karena dilihat sebagai seorang yang mencari kebutuhan yang belum dipenuhinya. Jika tidak tahan dengan stigma masyarakat, para janda seringkali terburu-buru menikah lagi.
Di tengah masyarakat yang semakin berkembang ini, masih ada beberapa masyarakat yang mendiskriminasi status seorang janda. Sebagai sosok tanpa suami, janda kerap mendapatkan stigma buruk dari masyarakat. Jika tidak tahan dengan perlakuan masyarakat, para janda kerap kali ingin menikah lagi secepatnya.
"Ada juga yang memilih cepat-cepat menikah karena tidak tahan dengan perlakuan ataupun sikap orang-orang mengenai statusnya sebagai janda," kata psikolog Nella Nella Safitri Cholid kepada Okezone melalui sambungan telefon, baru-baru ini.
Ketika seorang janda menjalani hubungan dengan seseorang, beberapa di antaranya segera menuju jenjang pernikahan dalam jangka waktu yang cepat. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menghindari stigma tidak menyenangkan dari masyarakat. Namun, pernikahan yang terburu-buru menurut psikolog yang berpraktik di Widya Chandra ini, bukanlah hal yang baik.
"Pernikahan yang dilakukan pun terkesan terburu-buru tanpa penjajakan yang lama. Kalau kuat dengan stigma masyarakat, dia tidak akan terburu-buru nikah tanpa pertimbangan yang matang. Sesuatu yang terburu-buru tidak akan berakhir dengan baik," tutupnya.
(tty)