Kekerasan verbal kepada anak masih dianggap wajar oleh orangtua (Foto: lifehacker) SELAMA ini, pola pengasuhan yang berkembang di masyarakat terjadi secara turun-temurun tanpa koreksi. Perlu koreksi serta saran untuk pola pengasuhan yang lebih baik.
Metode dan pendekatan pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua sebelumnya, sering diikuti dan dianggap sebagai kewajaran. Padahal, tidak sedikit pola pengasuhan tersebut bertolak belakang dengan prinsip-prinsip perkembangan anak. Akibatnya, tumbuh kembang anak terhambat bahkan tidak jarang menimbulkan gangguan perkembangan, baik aspek fisik, sosial-emosional, kognitif, maupun bahasa.
Orangtua adalah sekolah pertama bagi anak. Cara pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua sangat berpengaruh bagi mereka. Apabila pola asuh yang dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak, maka secara otomatis perkembangan anak bangsa semakin optimal dan akan menjadi aset besar bagi bangsa Indonesia ke depan. (Baca: Anak Sering Berantem, Orangtua Tanpa Sadar Penyebabnya)
Berawal dari kepedulian terhadap beragam masalah kekerasan yang terjadi pada anak di Indonesia, baik kekerasan fisik, emosional, sosial, bahkan seksual, maka TK Islam Karakter Genius Islamic School menggagas program Akademi Ramah Anak. Akademi Ramah Anak adalah program perkuliahan intensif gratis bagi para pasangan muda terkait pengasuhan yang ramah anak dan berwawasan karakter.
"Oleh karena itu, perkuliahan bagi pasangan muda sangatlah penting karena orangtua merupakan pilar penting terbangunnya sebuah bangsa yang besar dan ramah anak. Akademi Ramah Anak berusaha mewujudkan sosok pasangan muda yang profesional dengan cara membekali kaidah dan ilmu-ilmu parenting, edukasi psikologi, komunikasi, kesehatan, dan sebagainya, guna mewujudkan sosok pasangan muda yang profesional," kata Manager Program Akademi Ramah Anak, Eva Nawiyah, di Cilodong, Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.
Sementara itu, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Susanto, menuturkan bahwa kekerasan pada anak masih sering dilakukan oleh orangtua. Menurutnya, salah satu penyebabnya mereka mewarisi pola asuh orangtuanya. Terkadang, tanpa disadari melakukan tindak kekerasan pada anak. (Baca: Berkat Orangtua, Kak Seto Terapkan Sikap Demokratis pada Anak)
"Pola asuh pada anak ini mereka warisi turun temurun menerima begitu saja tanpa ada kritik, saran, dan lainnya," ujarnya.
Ia mengungkapkan dalam pengasuhan anak terdapat beberapa hal yang berbahaya. Di antaranya anak menonton televisi, membandingkan anak, membiarkan anak bermain game, orangtua berbohong, masih ada tindakan mencubit, mencoret, dan lainnya.
Dia menambahkan, hal tersebut bisa memengaruhi psikologi perkembangan anak. "Program Akademi Ramah Anak diharapkan sebagai pilot project dan bisa menekan angka kekerasan pada anak," imbuhnya.
Materi yang diajarkan pada Akademi Ramah Anak, di antaranya "Ananda Berkembang Optimal", yakni kegiatan perkuliahan meliputi pembekalan ilmu dan keterampilan dasar memahami fase-fase perkembangan anak, baik perkembangan fisik, kognitif, spiritual, bahasa, emosi, identitas diri, dan perkembangan sosial anak. (Baca: Agar Anak Mampu Serap Stimulasi Positif)
Ada pula "Tantangan Mengasuh Ananda dan Solusinya", meliputi kiat memahami beragam tantangan yang muncul pada diri anak, seperti anak sangat aktif, tidak bisa diam, anak belum bisa memerkirakan bahaya, anak sering melawan, egois, anak sering bertengkar dengan teman, anak sering marah-marah dan mengamuk berlebihan, serta anak sering meniru perilaku negatif di televisi dan orang sekitar. Untuk membekali pasangan muda dalam menghadapi tantangan tersebut, diberikan kiat-kiat praktis pengasuhan yang ramah anak.
"Perkuliahan selanjutnya menyampaikan materi seputar terampil menyusun menu sehat, memilih jajanan dan minuman sehat, menonton televisi yang sehat, game sehat, berinternet secara sehat, dan lain-lain," jelasnya.
Lalu, ada "Ananda Berkomunikasi Santun", kegiatan perkuliahan meliputi kiat-kiat komunikasi ramah anak termasuk cara jitu menjawab pertanyaan anak, tips mengembangkan kecerdasan bahasa anak, serta tips menumbuhkan kebiasaan komunikasi yang santun pada anak. (Baca: Pola Asuh Salah Picu Anak Jadi "Cabe-cabean")
Terakhir, materi "Ananda Soleh/solehah", berupa pembekalan ilmu dan ketrampilan dalam meningkatkan kualitas spiritual, pembudayaan bahasa ke-Islam-an dalam keseharian, serta pembudayaan sikap dan perilaku yang bernuansa Islam. Semua aktivitas perkuliahan intensif bertujuan meningkatkan kualitas para pasangan muda dalam mewujudkan kehidupan yang ramah anak, mulai dari keluarga, masyarakat, dan bangsa. (ftr)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.