Jakarta, Mengecat wajah dengan warna bendera negaranya menjadi salah satu cara suporter menunjukkan dukungan. Pada Piala Dunia 2014 yang digelar di Brasil bulan ini pun pemandangan wajah yang warna-warni kerap muncul di layar kaca.
Nah, jelang pertandingan Prancis versus Jerman nanti malam, kabar kurang menyenangkan datang bagi suporter tim nasional Jerman. Beberapa media lokal Jerman memuat berita yang melarang suporter Jerman untuk mengecat wajahnya. Lho, kenapa?
Ternyata, Kementerian Perlindungan Konsumen di Jerman menemukan bahwa cat yang digunakan untuk mengecat wajah menjadi warna-warni mengandung banyak bahan yang tidak diketahui. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi .
Salah satu bahan cat yang diketahui luas berbahaya bagi tubuh adalah timbal. Dikutip dari BBC, Jumat (4/7/2014), Biro Perdagangan Kota Salford di Inggris menemukan bahwa salah satu merk cat wajah bagi anak mengandung timbal. Padahal penggunaan timbal dalam cat wajah dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf bahkan membuat kecerdasan anak berkurang.
"Ini sangat mengkhawatirkan karena barang berbahaya seperti ini dapat ditemukan dengan mudah di jalanan. Tentunya masyarakat harus lebih waspada, karena menyangkut keselamatan anak-anak kita," tutur Walikota Salford, Gareth Hollingsworth.
Seperti pernah diberitakan sebelumnya, cat berbahan timbal juga banyak ditemukan di Indonesia. Riset yang dilakukan BaliFokus Foundation, salah satu komunitas peduli lingkungan yang berbasis di Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu mengungkap 77 persen cat di Indonesia memiliki kadar timbal (Pb) di atas 90 ppm (part per million). Kadar tertinggi mencapai 17.300 ppm, hampir 200 kali lipat dari batas yang disarankan yakni 90 ppm.
Pakar tumbuh kembang dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Tb Rachmat Sentika, SpA, MARS membenarkan adanya beberapa penelitian ilmiah yang mengaitkan paparan logam berat dengan gangguan pada proses neurodevelopment. Salah satu logam berat yang dimaksud adalah timbal.
"Tiap peningkatan kadar timbal dalam darah sebanyak 1 mkg/dL, IQ anak turun sebanyak 2,5 poin. Itu diamati pada anak-anak kelas 3-4 SD," kata Dr Rachmat merujuk salah satu hasil penelitian di Jawa Barat.
(up/up)