Jakarta, Otak benar-benar memiliki fungsi yang beragam, termasuk mengenal dan mengatur rasa haus. Ya, sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Australia menyebutkan bahwa otak secara alami dapat 'mengatur' kebutuhan air tubuh.
Eksperimen kali pertama ini dilakukan untuk melihat apa yang terjadi dalam otak manusia pada saat sedang haus dan minum banyak air. Hasil scan MRI menunjukkan bahwa klem bawah pada refleks menelan akan menutup setelah air yang diminum dirasakan otak sudah cukup.
"Oleh karena itu, otak bisa dibilang memiliki mekanisme biologis untuk berhenti minum jika kebutuhannya sudah tercukupi," ungkap penulis studi, Dr Michael Farrell, dari Florey Institute of Neuroscience and Mental Health di Melbourne, seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (1/7/2014).
Farrell menyebutkan bahwa jika Anda akan minum air putih lebih banyak dari yang dibutuhkan, maka Anda mengesampingkan mekanisme normal ini. Meskipun kerap disebutkan bahwa dalam sehari Anda harus minum air putih sekitar 2 liter atau 8 gelas per hari, maka Farrell juga menegaskan masih kurangnya bukti empiris yang mendukung teori tersebut.
Untuk membuktikan bahwa otak bisa mengatur kebutuhan minum sehari-hari, Farrell dan rekan penelitinya meminta 19 responden melakukan latihan dengan sepeda statis di ruangan yang hangat. Setelah satu jam, mereka menimbang peserta dan menemukan bahwa peserta telah kehilangan sekitar 1 persen dari berat badan mereka karena berkeringat.
Setelah istirahat sejenak dan dilaporkan merasa haus, peserta ditempatkan ke dalam scanner MRI. Mereka kemudian dibawa keluar dari scanner dan diizinkan untuk minum air sebanyak yang mereka inginkan.
Bahkan setelah mereka tidak lagi haus, mereka tetap diminta untuk terus minum. Begitu mereka telah mengonsumsi lebih banyak air dari yang dibutuhkan, peserta ditempatkan kembali di scanner dan dipakaikan tabung air putih, di mana mereka tetap diminta untuk terus minum.
Para peserta melaporkan muncul perasaan tidak menyenangkan karena mereka memaksakan diri untuk minum lebih banyak air, di luar apa yang mereka butuhkan untuk memuaskan dahaga. Pada tahap ini, para peneliti menemukan bahwa ada sirkuit otak berespons.
Pertama, ada peningkatan aktivitas di daerah korteks motor yang mengendalikan menelan. Kedua, ada peningkatan aktivitas di beberapa bagian otak, termasuk amigdala dan abu-abu periaqueductal (PAG) yang sebelumnya telah terbukti dapat menghambat menelan.
(ajg/up)