California, Sang ibu mengaku tak tahu berapa banyak jumlah barang di rumah yang harus diganti dan rusak karena dipakai berulang-ulang kali oleh putranya. Ternyata ini karena putranya mengidap OCD.
Putranya, Brett Larsen didiagnosis mengidap OCD atau obsessive-compulsive disorder yang membuatnya sering merasa cemas. Bedanya, gejala OCD Brett akan cenderung mereda bila ia melakukan sesuatu hal secara berulang-ulang. Bahkan untuk aktivitas harian seperti mandi, memakai sepatu atau berjalan melalui pintu.
Brett sendiri mengaku gejala OCD-nya mulai muncul saat usianya baru 10 tahun atau setelah ayahnya meninggal dunia.
"Saya mulai mencemaskan banyak hal, dan saya takut keluarga saya akan mengalami hal yang buruk. Tahu-tahu saya terus melakukannya, dan kondisi saya makin lama makin buruk," tutur Brett seperti dikutip dari CNN, Jumat (5/7/2014).
Di usia 12 tahun, Brett pun dipastikan dokter mengidap OCD. Dan secara otomatis, penyakit mental ini juga 'membajak' hidupnya. Mulai dari ia tak bisa bekerja dan tak punya banyak teman; kepribadiannya sangat tertutup dan ia susah untuk tersenyum; bahkan cara bicaranya pun terbata-bata atau gagap.
Pria yang berusia 37 tahun itu bukannya diam saja. Ia telah menghabiskan waktu lebih dari 20 tahun terakhir untuk mencoba berbagai jenis pengobatan, seperti minum berbagai kombinasi obat, terapi perilaku kognitif, mendatangi beberapa spesialis sekaligus hingga diopname. Tapi hasilnya nihil.
Hingga akhirnya Dr Gerald Maguire menawari Brett untuk menjalani sebuah prosedur di mana nantinya di dalam otak Brett akan 'ditanami' sejumlah elektroda, terutama di dekat striatum atau bagian otak yang bertanggung jawab mengatur emosi mendasar pada manusia seperti cemas dan takut.Next
(
lil/up)