Jakarta, Selama ini, kedekatan antara anak dan orang tua, terutama bayi yang baru lahir didominasi ikatan batin antara anak dengan sang ibu. Padahal, ayah pun memiliki ikatan batin yang tak kalah kuat terutama saat mereka terlibat aktif dalam pengasuhan si kecil.
Baru-baru ini, peneliti di Bar Ilan University, Israel menerbitkan studi yang menunjukkan bahwa otak ayah yang aktif mengasuh anak sama aktifnya dengan kondisi otak ibu ketika mengandung. Di mana jaringan otak yang aktif tersebut memungkinkan ibu memiliki reaksi naluriah terhadap kebutuhan anak.
"Ada ikatan batin sangat kuat antara ibu dengan anaknya yang baru lahir. Pada ayah, ikatan ini pun bisa terbentuk meskipun perlu sedikit usaha yakni selalu berusaha dekat dengan anak kapanpun," tutur pemimpin studi, Ruth Feldman, profesor osikologi di Bar Ilan University dan dosen du Yale University.
Dalam studi ini, Feldman melibatkan 90 ayah dan ibu yang dibagi menjadi tiga kelompok yakni ibu sebagai pengasuh utama, ayah sebagai pengasuh sekunder, dan ayah sebagai pengasuh utama. Peneliti merekam video saat orang tua bermain dengan si anak lalu memutarnya saat peserta melakukan scan otak di mesin MRI.
Saat melihat video, otak ibu sebagai pengasuh utama memiliki respons kuat pada bagian amigdala, bagian otak yang mengatur reaksi emosional. Sedangkan, pada ayah sebagai pengasuh sekunder, jaringan otak yang mengatur proses kognitif sosiallah yang paling kuat, demikian dikutip dari CNN, Kamis (3/7/2014).
Pada ayah sebagai pengasuh utama, ditemukan respons otak yang mengatur hubungan emosional dengan anak sekaligus respons kognitif sosial. Menanggapi temuan ini, James Morris, asisten profesor psikologi di University of Virginia mengatakan ayah sebaiknya meluangkan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan sang anak.
"Meskipun, perlu diteliti lebih lanjut faktor lain yang membuat ayah sebagai pengasuh utama dan memengaruhi kedekatan mereka dengan anak. Misalnya faktor stres, pengalaman masa lalu, dan kesendirian yang dialami," tutur Morris.
(rdn/up)