Jakarta, Jika selama ini produk yang banyak diiklankan banyak menyebutkan bahwa antioksidan memiliki peran yang sangat penting di dalam tubuh, terutama dalam 'memerangi' oksidan. Padahal oksidan juga diperlukan oleh tubuh, lho.
Menurut Dr dr Hariyono Winarto, SpOG(K), oksidan dan antioksidan mirip seperti timbangan, keduanya tetap diperlukan tubuh namun harus diperhatikan keseimbangannya.
"Banyak produk yang mengiklankan antioksidan, berkesan oksidan lebih berat daripada antioksidan. Padahal oksidan dalam dosis tertentu malah bagus," ungkapnya saat ditemui detikHealth usai menyelesaikan sidang promosi gelar Doktornya di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jl Salemba Raya, Jakarta, Senin (14/7/2014).
Ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan menurut dr Hariyono bisa menimbulkan suatu kondisi yang disebut sebagai stres oksidatif. Nah, penelitian yang ia lakukan tentang endometriosis ini rupanya memiliki keterkaitan dengan stres oksidatif tersebut.
"Endometriosis ternyata punya kekhasan khusus dibandingkan tumor jinak lain, yaitu sumber stres oksidatif," lanjutnya.
Oksidan menurut dr Hariyono juga memiliki level masing-masing, jika tinggi dan tetap seimbang dengan antioksidan, sifatnya juga justru menekan radiasi tumor. Namun jika terlalu tinggi memang diakuinya bisa mematikan.
"Oksidan seperti apa yang dibutuhkan? Pesan saya, hiduplah dalam keseimbangan, bukan berarti oksidan harus dihilangkan sama sekali. Oksidan bisa diatur dalam tubuh, misalnya dengan cukup istirahat, cukup olahraga dan penuhi nutrisi yang baik. Nanti maka dengan sendirinya semua akan berada dalam kondisi yang benar. Sakit kan muncul kalau pola hidup kurang istirahat," terang staf divisi ginekologi onkologi FKUI/RSCM tersebut.
(ajg/up)