Jakarta, Semua orang tentunya ingin memiliki gigi yang sehat, terawat, dan bersih. Untuk itu, rutin merawat gigi pun tak pernah absen dilakukan. Hanya saja terkadang gigi tetap tidak bersih dan sering bermasalah meski sudah rajin melakukan perawatan.
Nah, baru-baru ini ilmuwan mengidentifikasi bahwa kesehatan gigi tergantung dari kombinasi faktor genetik dan perawatan. Dikatakan Mary L Marazita, direktur Center for Craniofacial and Dental Genetics di University of Pittsburgh School of Dental Medicine, sekitar 60% kerusakan gigi disebabkan faktor genetik.
"Faktor genetik memengaruhi beberapa hal yang berkaitan dengan kesehatan gigi seseorang yaitu preferensi rasa manis, di mana kita tahu makanan dan minuman manis bisa menimbulkan masalah gigi, lalu enamel gigi, kemampuan merasa, kondisi air liur, dan mikroba," terang Marazita.
Marazita menjelaskan preferensi rasa manis yang dipengaruhi gen bisa memengaruhi konsumsi makanan dan minuman bergula yang berandil besar merusak gigi. Seperti diketahui, tingkat manis atau tidaknya panganan sangatlah bervariasi bagi tiap orang.
Kemudian, enamel yang lembut pada beberapa orang memudahkan bakteri untuk melakukan 'penggalian' yang bisa menyebabkan gigi berlubang. Lembut atau kokohnya enamel gigi utamanya ditentukan oleh gen. Sama halnya dengan preferensi rasa manis, kemampuan merasa pada tiap orang pun berbeda.
"Studi menunjukkan bahwa orang dengan kemampuan merasa yang baik dalam artian mereka bisa menerima berbagai rasa panganan, berisiko lebih rendah mengalami kerusakan gigi. Sebab, panganan yang diasup lebih beragam, tak terbatas pada makanan manis saja," jelas Marazita.
Saat makanan dicerna di dalam mulut, air liur pun memiliki peran penting karena enzim yang terkandung di dalamnya. Nah, ilmuwan juga menemukan kualitas air liur tiap orang yang dipengaruhi gen pun berperan dalam menentukan risiko kerusakan gigi yang dialami, demikian dikutip dari CNN, Jumat (4/7/2014).Next
(
rdn/up)