London, Jangan kira stroke dan serangan jantung hanya disebabkan oleh gaya hidup yang tak beraturan. Karena nyatanya sekelompok peneliti berhasil mengidentifikasi sebuah gen yang dapat memberikan risiko munculnya stroke dan serangan jantung pada seseorang.
Gen ini ditemukan tim peneliti dari King's College London setelah mereka me-review lebih dari 80 studi tentang risiko stroke dan serangan jantung yang melibatkan 50.000 partisipan.
Ternyata partisipan yang mempunyai variasi genetik ini berpeluang lebih besar terserang stroke dibandingkan mereka yang tak memilikinya. Peneliti pun memperkirakan keberadaan gen yang kemudian diberi nama PIA2 tersebut dapat menambah risiko stroke seseorang hingga sebesar 10-15 persen.
"Namun peningkatan ini terasa signifikan atau tidak kembali lagi bergantung pada risiko dasar si individu, apakah ia merokok, pola makannya bagaimana, berat badannya berapa dan pola olahraganya seperti apa," kata peneliti seperti dikutip dari BBC, Minggu (6/7/2014).
Dan bila faktor genetik dan gaya hidup ini dikombinasikan, maka risiko stroke partisipan akan mencapai lebih dari 70 persen.
Studi lain juga menemukan gen PIA2 dapat meningkatkan risiko serangan jantung, bahkan pada orang-orang yang masih berusia di bawah 45 tahun.
Peneliti kedua studi sepakat menduga bahwa gen PIA2 ini bisa mempengaruhi kinerja protein bernama glycoprotein IIIa yang terkandung dalam platelet atau sel pembeku darah alami.
Pembekuan darah sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh untuk menghentikan pendarahan setelah terjadinya luka atau cedera. Namun masalahnya, gen ini justru mendorong agar kinerja platelet alias plasma darah menjadi berlebihan atau overaktif.
"Setidaknya dengan temuan ini, ilmuwan bisa mengembangkan tes genetik untuk membantu memprediksi risiko stroke atau serangan jantung seseorang. Dokter-dokter juga diuntungkan karena mereka jadi lebih mudah untuk menentukan, apakah pasien harus diberi obat atau diminta mengubah gaya hidup," simpul Prof Albert Ferro, ketua tim peneliti.
(lil/up)