Jika diperhatikan, ada yang menarik dari tingginya kasus diare, khususnya di Timur Indonesia menjelang lebaran Idul Fitri seperti saat ini.
Liputan6.com, Jakarta Biasanya, pascalebaran keluhan diare meningkat. Kurang higienisnya sajian makanan saat merayakan Lebaran membuat tak hanya orangtua, anak kecil pun bisa terkena diare. Sebagai orangtua tentu tidak tega membiarkan anak bolak balik ke belakang dan melihatnya kesakitan memegangi perut.
Untungnya, sebagian besar diare bisa sembuh sendiri namun perlu penanganan tepat agar si Kecil terhindar dari dehidrasi. "Terapi rehidrasi (mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang) merupakan langkah awal yang sangat penting," kata dokter Badriul Hegar Syarif, SpA(K) dalam buku Bunga Rampai Masalah Kesehatan Dari Dalam Kandungan sampai Lanjut Usia seperti ditulis Health Liputan6.com Senin (28/7/2014).
Oralit adalan cairan rehidrasi oral yang dianjurkan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan RI untuk diberikan kepada anak saat diare. Kini di apotik pun sudah dapat ditemukan oralit praktis yang cukup dimasukkan ke segelas air.
Menurut Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan Volume 2 Tahun 2011 yang dikeluarkan Departemen Kesehatan RI jika si Kecil dalam kondisi diare tanpa dehidrasi dengan ciri mata normal, rasa haus normal berikan dosis oralit pada batita seperti ini:
Umur < 1 tahun :1/4 -1/2 gelas setiap kali anak mencret
Umur 1-3 tahun: 1/2 - 1 gelas setiap kali anak mencret
Dokter Badriul berpesan, jika diare tidak membaik dalam tiga hari, semakin sering bolak balik ke kamar mandi, tinja makin cair, muntah makin sering, demam tinggi dan tinja berdarah segera bawa ke petugas kesehatan secepatnya.
(Gabriel Abdi Susanto)