Liputan6.com, Jakarta Selama ini, masyarakat menganggap bahwa ibunya anak-anak yang punya kemampuan tak tertandingi dalam merawat dan menjaga sekaligus punya kedekatan erat dengan anak-anak. Tapi, hal ini terbantahkan lewat studi terbaru di AS dimana ayah pun bisa melakukan peran seperti ibu dengan sama baiknya, terutama saat ibu tidak ada.
"Pergeseran budaya menyebabkan keterlibatan laki-laki dalam mengasuh anak. Era keluarga modern telah datang dimana pengasuhan tak lagi konvensional (selalu diasuh ibu)," jelas peneliti Dr Sarina Saturn dari Oregon State University seperti dikutip Daily Mail, Rabu (30/7/2014).
Studi yang diterbitkan oleh Proceedings of the National Academy of Sciences ini diketahui lewat scan otak para orang tua saat menonton video interaksi mereka dengan anak-anaknya. Hal ini mampu merangsang aktivitas sistem otak baik secara emosional maupun mental.
Saat ayah dan ibu yang mengasuh anak ditemukan respon emosional ibu yang paling aktif. Dalam kasus ini, ayah yang sebagai orang kedua dalam pengasuhan anak lebih berperan sebagai perencana dan pemikir apa yang harus dilakukan untuk anak.
Hal berbeda saat ayah menjadi orang tua tunggal tanpa ada peranan istri dalam mengasuh anak. Baik respon emosional sebagai ibu dan peran ayah sebagai perencana berada pada tingkatan yang sama. Artinya, pria mampu melakukan kedua peran tersebut.
Respon emosional ayah sebagai orang tunggal tinggi rendahnya tergantung berapa lama waktu yang dihabiskan bersama anak.
(Gabriel Abdi Susanto)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.