Peneliti dari University of Chicago menemukan adanya cinta saat melihat seseorang yang disukai.
Liputan6.com, Jakarta Mungkin banyak yang tidak percaya bahwa cinta pada pandangan pertama benar-banar ada. Tapi peneliti dari University of Chicago menemukan adanya cinta saat melihat seseorang yang disukai.
Mengutip laman Dailymail, Sabtu (19/7/2014) sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Chicago menunjukkan perbedaan antara cinta dan nafsu ingin menggoda dan bercinta. Penelitian ini menemukan bahwa jika seseorang menatap mata lawan jenis maka itu bisa dikatakan cinta romantis. Namun jika ada yang menatap bagian tubuh, dia hanya merasa gairah seksual.
Penulis utama Stephanie Cacioppo dari University of Chicago bahkan mengatakan pandangan pertama merupakan bagian dari pola-pola responsif yang kadang sulit ditolak otak untuk mengatakan suka pada seseorang. Dengan pandangan mata saja, katanya, kita bisa membedakan perasaan cinta atau nafsu.
Penelitian antara cinta pandangan pertama ini juga sebelumnya telah diselidiki Cacioppo. Ia menemukan bahwa jaringan di otak telah diaktifkan oleh cinta dan hasrat seksual.
Dalam studi tersebut, tim melakukan dua percobaan untuk menguji pola visual untuk menilai dua kondisi emosional dan kognitif yang sering sulit untuk dipisahkan dari satu sama lain yakni cinta dan hasrat seksual (nafsu).
Hasilnya, penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam waktu yang dibutuhkan subyek untuk mengidentifikasi cinta dibandingkan hasrat seksual. Tapi analisis mata dari dua studi menunjukkan adanya pola gerakan mata.
"Penelitian ini dapat berkontribusi untuk pengembangan biomarker yang membedakan perasaan cinta dibandingkan hasrat seksual saat dua pasang mata bertemu, "kata Direktur Pusat Kognitif dan Sosial Neuroscience, John Cacioppo.
(Gabriel Abdi Susanto)