Liputan6.com, Jakarta Memang tidak banyak penelitian yang menyelediki kaitan antara persalinan dengan konsumsi air minum pada ibu hamil. Tapi pemberian air yang cukup pada wanita yang akan bersalin ternyata berkaitan dengan kejadian persalinan lama dan kebutuhan induksi oksitosin juga lebih rendah.
Begitu disampaikan para pakar kesehatan dalam buku 'Air Bagi Kesehatan' edisi kedua tahun 2012 yang disusun oleh pakar gizi seperti DR. Dr. Budi Iman Santoso, Sp.OG (K), Prof. DR. Ir. Hardinsyah, MS, DR. Dr. Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH, dan Dr. Sudung O. Pardede, Sp.A (K). Menurut mereka, minum air putih selama proses persalinan dapat membuat ibu terhindari dari keadaan hipovelimia (penurunan jumlah darah dlam tubuh).
"Biasanya cairan yang dianjurkan berupa susu atau teh manis agar tidak hanya memberi manfaat hidrasi tapi juga membuat ibu berenergi," tulis para ahli kesehatan ini.
Sejauh ini belum ada penelitian klinis yang menetapkan jumlah air minum yang diperlukan selama persalinan. Walau demikian, dengan
mempertimbangkan volume darah yang keluar (150-250 mL), energi yang diperlukan untuk menekan, dan keringat yang dikerluarkan, maka
diperkirakan ibu hamil memerlukan tambahan air minum minimal 2 gelas (500 mL) sebelum fase aktif persalinan.
(Gabriel Abdi Susanto)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.