Pages

Senin, 09 Juni 2014

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Book your hotel early for a discount!

You can reap the rewards with great discounts at participating Pullman, M Gallery, Grand Mercure, Novotel, Mercure, ibis and Formule 1 hotels.
From our sponsors
Studi: Perceraian Orang Tua Picu Obesitas Anak
Jun 8th 2014, 19:31

Berita Terkait

TEMPO.CO, Oslo - Norwegian Institute of Public Health dan University of Oslo merilis hasil penelitian bahwa anak yang orang tuanya bercerai memiliki potensi menderita obsesitas lebih tinggi dibanding anak yang orang tuanya tidak pernah berpisah. Kajian ini dipublikasikan di jurnal BMJ Open pada 4 Juni 2014.

Studi ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 3.166 murid tingkat tiga di Norwegia, atau setara dengan sekolah dasar di Indonesia, untuk menguji apakah status perkawinan orang tua berpengaruh terhadap berat badan si anak.

Penelitian dilakukan dengan mengukur berat dan tinggi badan anak ketika mengenakan pakaian ringan dan tanpa menggunakan sepatu. "Sedangkan data tentang status perkawinan orang tua diambil dari Badan Arsip Populasi Nasional dan dijabarkan dalam tiga kriteria: menikah, bercerai, dan belum pernah menikah," demikian ditulis The Huffington Post, Ahad, 8 Juni 2014.

Hasil penelitian menunjukkan anak yang orang tuanya bercerai memiliki kemungkinan 54 persen lebih tinggi mengalami kelebihan berat badan, termasuk obesitas, dibanding anak yang orang tuanya tidak bercerai. Selain itu, penelitian tersebut menunjukkan anak yang orang tuanya bercerai punya kemungkinan 89 persen mengalami perut buncit.

"Terlebih anak laki-laki yang dihadapkan pada risiko terbesar, karena anak laki-laki yang orang tuanya berpisah kemungkinannya mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi 63 perse," demikian rilis situs tersebut.

Peneliti dalam studi ini menengarai perceraian memiliki konsekuensi waktu yang dimiliki untuk mengerjakan tugas rumah tangga, seperti memasak, makin sedikit. Tak mengherankan ayah atau ibu akan lebih memilih mengajak anaknya ke restoran cepat saji atau mengolah bahan makanan siap masak. (Lihat: PBB: Junk Food Sama Bahayanya dengan Merokok).

"Makanan tersebut memiliki kandungan bahan yang bisa memicu kenaikan berat secara signifikan."

Selain itu, peneliti juga menduga perekonomian keluarga terganggu oleh perceraian tersebut, sehingga mempengaruhi kualitas makanan yang dipilih. Bisa juga anak-anak mengalami imbas perceraian itu dengan merasa stres sehingga mempengaruhi nafsu makan dan mengurangi aktivitas fisik secara drastis.

RAYMUNDUS RIKANG

Baca juga:
Warga Bumi Makin Gemuk

Diet Ala Mediterania Bikin Anak Langsing


Berita utama:
TNI AD: Babinsa Partisan atas Inisiatif Pribadi
Simbol Soeharto Dinilai Tak Berpengaruh Signifikan
Prabowo Dinilai Ingin Manfaatkan Simbol Orde Baru

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions