SIAPA saja bisa terjangkit demam berdarah dengue (DBD), tidak hanya anak-anak dan orang dewasa dengan kondisi normal, melainkan juga wanita hamil. Lalu, apakah wanita hamil yang terjangkit DBD akan mempengaruhi janin?
Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Srie Rezeki S. Hadinegoro Sp.A(K), mengatakan bahwa ada beberapa kasus ibu hamil yang terjangkit demam berdarah dengue. Selain itu, menurutnya, penyakit-penyakit virus seperti DBD akan mempengaruhi perkembangan janin. (baca: Gejala demam berdarah harus diwaspadai)
"Pengaruhnya bisa abortus dan bayi bisa meninggal dunia, jadi berbahaya kalau virus-virus itu mengenai ibu hamil. Tetapi, seberapa persen risiko kematiannya itu tidak terlalu tinggi karena jarang ibu hamil terkena DBD," ujarnya pada Press Conference bertema Unity and Harmony Menuju Jakarta Bebas DBD 2020 di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (15/6/2014).
Tetapi, Prof. Srie Rezeki menjelaskan bahwasanya bisa atau tidaknya virus masuk ke janin tergantung pada kondisi dari ibu hamil tersebut. Artinya, apakah ibu hamil tersebut sebelumnya sudah pernah terjangkit DBD atau pertama kalinya, karena akan mempengaruhi kompleksivitas imun. (baca: Pertolongan pertama saat DBD)
Prof. Srie Rejezi mengatakan bahwa antara ibu hamil yang pertama kali terjangkit DBD dengan yang kedua kalinya itu akan berbeda sekali dampaknya. Tetapi, menurutnya dari secara penanganan pasien DBD wanita hamil dengan pasien biasa sama, hanya lebih sulit.
"Karena ibu hamil itu cairannya sudah banyak, sehingga menghitung cairannya itu tidak gampang. Berat badan katakanlah 40 kg, kalau hamil bisa menjadi 60 kg, apa iya harus kita kalikan cairan dengan berat badan itu? Kan tidak karena berat janinnya harus dihitung, sehingga memang sulit," simpulnya.
(uky)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.