Jakarta, Sudah banyak studi yang membuktikan bahwasanya pola tidur harus terjaga dengan baik karena kesehatan tubuh bergantung pada hal ini. Tak terkecuali daya ingat. Namun hingga kini belum ada satu pun riset yang berhasil mengungkap bagaimana pentingnya tidur dalam menjaga daya ingat seseorang.
Yang berhasil adalah tim peneliti gabungan dari New York University School of Medicine dan Peking University Shenzhen Graduate School. Peneliti ini menemukan penjelasan bagaimana pengaruh pola tidur terhadap daya ingat sekelompok tikus.
Awalnya peneliti melatih tikus-tikus itu agar bisa berjalan di atas balok yang berputar. Setiap hari selama satu jam, kemudian dibiarkan agar tidur. Lalu peneliti membandingkannya dengan sekelompok tikus lain yang dilatih berjalan di atas balok berputar selama tiga jam lalu dipaksa agar tidak tidur.
Ternyata hasilnya sangat mencolok. Tikus yang pola tidurnya konsisten memiliki performa yang lebih baik dan ketika otak mereka diamati, terlihat lebih banyak terjadi pembentukan koneksi antarneuron atau saraf otak, artinya mereka lebih banyak mempelajari sesuatu. Begitu juga berlaku sebaliknya untuk tikus yang kurang tidur.
"Kami kira tidur hanya membantu (mempertahankan daya ingat), tapi kami menemukan ini ternyata benar-benar bisa membentuk koneksi (antarneuron) dan saat tidur, otak tidak tidur, melainkan terus mengulang apa yang telah terjadi sepanjang hari demi membuat koneksi itu sendiri," ungkap peneliti Prof Wen-Biao Gan dari New York University seperti dikutip dari BBC, Senin (9/6/2014).
Prof Gan juga menambahkan bila studi ini dapat berimplikasi terhadap pola belajar anak. "Jadi bila Anda ingin mengingat sesuatu dalam waktu lama, Anda butuh koneksi-koneksi itu. Mungkin lebih baik belajar sebentar lalu tidur nyenyak daripada belajar terus sampai begadang semalaman," tutupnya.
Seperti telah sering diberitakan sebelumnya, kurang tidur dapat mengakibatkan banyak masalah kesehatan serius. Antara lain kanker, sakit jantung, diabetes tipe, hingga obesitas.
"Masalahnya, masyarakat zaman sekarang cenderung mengabaikan pentingnya tidur ini bagi kesehatan mereka," timpal Prof Russell Foster.
(lil/up)