Chichigalpa, Usia Juan Salgado baru 16 tahun ketika ia mulai bekerja memotong pohon tebu di sebuah kota kecil dekat Laut Pasifik di Nikaragua. Namun 35 tahun kemudian, gejala penyakit aneh muncul: demam, pusing dan tak nafsu makan hingga rasa ingin pingsan.
Setelah diperiksakan ke dokter, ia dibuat syok ketika dokter memberitahu bila ginjalnya rusak parah sehingga Juan tak lagi bisa bekerja di ladang. Namun Juan tak pernah tahu bagaimana bisa ginjalnya rusak parah, meski kondisinya tergolong beruntung, karena kondisi teman-temannya kadang lebih buruk.
"Banyak sekali teman-teman saya yang meninggal dunia dan tak lagi bisa bekerja karena penyakit ini," kata pria yang kini bekerja di Chichigalpa, Nikaragua itu seperti dikutip dari CNN, Selasa (17/6/2014).
Oleh para ilmuwan, penyakit ini hanya disebut sebagai 'penyakit ginjal kronis yang tak diketahui asal-muasalnya' (chronic kidney disease of unknown origin atau CKDu). Di pedesaan Nikaragua, penyakit ini disebut 'creatinina'.
Diperkirakan 20.000 orang telah meninggal dini karena penyakit misterius yang menyerang Amerika Tengah dua dekade belakangan ini. Namun jumlah korban pastinya tak ada yang tahu. Anehnya, dalam tubuh penderita creatinina tidak ditemukan gejala diabetes atau hipertensi seperti halnya yang sering memicu gangguan ginjal di Amerika.
Yang paling mencolok, penderita penyakit ini terkonsentrasi di wilayah yang banyak didiami pekerja pemotong tebu, antara lain El Salvador, Nikaragua dan Kosta Rika. Korbannya pun kebanyakan pria muda. Mulai sakit-sakitan di usia 20-30an, dan meninggal di usia 40-50an. Padahal orang yang sakit ginjal kronis biasanya baru meninggal di usia 70-80an.
"Tidak ada gejala awal. Ketika pasien mengalami gejala seperti kelelahan, nyeri dan tekanan darah tinggi, sebagian besar fungsi ginjalnya sudah keburu hilang," terang Daniel Brooks dari Boston University School of Public Health.Next
(
lil/up)