Pengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) mengkuti sosialisasi pencegahan pengendalian penyakit MERS-CoV di Medan, Sumut (9/5). Sosialisasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumut guna memberikan informasi kepada pengurus KBIH dan agen perjalanan tentang cara pencegahan dan pembekalan penanggulangan MERS-Cov. ANTARA /Irsan Mulyadi
TEMPO.CO, Kolombia - Virus Middle East respiratory syndrome (MERS) telah merenggut nyawa sekitar 200 jiwa di seluruh dunia sejak ditemukan pertama kali pada 2012. Para ilmuwan memprediksi bahwa unta adalah salah satu penyebab tersebarnya penyakit yang banyak berjangkit di Arab Saudi ini. (Baca: Penyakit Corona MERS Ditularkan dari Unta?)
Namun Dr Thomas Briese dari Colombia University, New York, Amerika Serikat, memperkirakan bahwa hewan lain juga bisa menjadi penyebar virus MERS. Briese melakukan sebuah studi pada virus MERS yang menginfeksi manusia.
Berdasarkan data, pasien MERS yang meninggal tidak pernah memiliki kontak dengan unta. Dari temuan itu, Briese kemudian menduga bahwa hewan lain, yang dekat dengan manusia seperi kucing atau anjing, mungkin juga bisa menyebabkan tersebarnya penyakit ini dengan mudah. (Baca: Cermati Perkembangan Penyakit MERS)
Briese melakukan uji coba pada kambing dan domba, tapi ia tidak menemukan antibodi yang terkena virus MERS pada hewan tersebut.
"Hewan lain yang akan dicoba selanjutnya adalah kucing dan anjing karena kontaknya dengan manusia lebih intim," kata Briese, seperti dilaporkan TIMES, Senin, 26 Mei 2014.
Briese dan tim peneliti lainnya akan mulai mencoba menelaah MERS pada anjing domestik, kucing, dan tikus di wilayah Arab Saudi untuk menemukan kemungkinan tersebut. Temuan ini diharapkan bisa menghentikan penyebaran dan pengembangan vaksin untuk hewan yang diduga bisa menyebarkan virus MERS. (Baca: Ilmuwan Klaim Temukan Penangkal Penyakit MERS)
RINDU P HESTYA | TIMES
Berita Lain:
Olga, Aburizal dan Mahfud Md Terapi Stem Cell
Benarkah Es Krim Bisa Perbaiki Mood?
Sinabung Bangkit, Maka Mehuli dan Indonesia Moveon