TEMPO.CO, Jakarta - Sudah capek-capek berolahraga, berkeringat dan kelelahan, tapi tidak mendapatkan hasil maksimal? Mungkin ada kesalahan dalam cara berolahraga. "Sebab, kalau tidak mencapai denyut jantung maksimal, maka olahraga yang kita lakukan tidak ada efeknya," kata dokter spesialis olahraga, Zaini K. Saragih, di acara rebranding Fitness First, Selasa, 20 Mei 2014.
Ia memberikan cara bagaimana mengukur denyut jantung yang benar ketika berolahraga:
1. Ukur denyut jantung sebelum olahraga
Pegang nadi di sekitar leher yang berdenyut kencang, dan ukur berapa kali berdetak selama 15 detik. Kali empat hasil denyutan selama 15 detik tersebut, untuk mendapatkan kecepatan denyut jantung selama satu menit.
2. Ukur lagi denyut jantung setelah berolahraga
Metode yang sama dengan waktu yang sama setelah berolahraga selama satu menit.
3. Hitung target kecepatan jantung sesuai usia.
Target maksimal adalah 220 per menit. Sehingga target sesuai usia adalah dengan menghitung (220-usia=target denyut per menit)
4. Bandingkan hasil denyut jantung setelah berolahraga dengan target denyut jantung sesuai usia.
Denyut jantung yang bagus adalah mencapai 90 persen dari target denyut jantung sesuai usia. Contohnya seperti ini: jika Anda berusia 40 tahun, denyut jantung sesudah berolahraga 120 per menit, maka itu artinya target olahraga Anda tidak tercapai. Sebab dengan usia Anda, target kecepatan jantung adalah 220-40=180 per menit. Sebanyak 90 persen dari 180 adalah 162 denyut per menit.
DIANING SARI
Berita Lain:
Hamuketsu, Hobi Baru Pencinta Hamster di Jepang
Pipik Dian Irawati Jadi Duta Anti-Aging
Empat Cara Pintar Gunakan Ponsel Pintar
Motif Batik Baru, Bercorak Mineral Batu
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.