Karya Stephanus Hamy di JFFF (Foto: twitter) EKSOTISME Pulau Sulawesi mengantarkan desainer kawakan Stehanus Hamy untuk mendalami pengolahan kain tenun dari tiga provinsi di Sulawesi yaitu, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah
Tenun tolaki, tenun mekongga, tenun Buton yang berasal dari Sulawesi Tenggara diracik bersama tenun walida (lipa sabbe) dari Sulawesi Selatan dan tenun donggala dari Sulawesi Tengah.
Dalam kesempatan tahun ini, Stephanus Hamy memperkenalkan kain batik Sumatra Barat dan tenun dari Sulawesi yang dipamerkan di Jakarta Fashion and Food Festival 2014.
Berbeda dengan garis rancang busana di sekuens pertama yang menggunakan material batik minang, sebanyak 20 set busana yang ia ciptakan dari tenun-tenun Sulawesi memiliki garis rancang lebih feminim.
"Saya mengeksplor motif indah tenun-tenun Sulawesi, saya meramu tiap potong busana dengan nuansa elegan yang unik yang mengawinkan dua motif tenun berbeda menggunakan teknik patch yang simpel namun efektif. Seperti misalnya dalam satu busana bermaterial utama tenun donggala yang memiliki motif kotak-kotak dikombinasikan dengan motif tolaki sebagai bingkai menawan," ucap Hamy di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta, belum lama ini.
Selain itu dalam karyanya, ada pula gaun cantik yang merupakan hasil kombinasi tenun buton dan tenun tolaki. Rok span, rok midi yang flowly, bustier dress, rok flare, cape, coat, blazer, atasan tanpa lengan, blus berdetil lonceng, hingga gaun-gaun cantik akan merangkum keindahan bumi Sulawesi yang dijelajahi Stephanus Hamy.
"Beberapa busana bersama tenun-tenun indah saya menggunakan paduan bahan lace, katun dan chiffon. Kalung mote warna warni berukuran besar yang dibuat secara handmade kemudian ditambahkan sebagai aksesori penyempurnaan tampilan busana," tambahnya.
Modern, playfull dan penuh warna adalah tiga ungkapan yang dapat merangkum citra 20 set koleksi Sulawesi
(ren)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.