Pages

Senin, 05 Mei 2014

Sindikasi health.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal Health 
Compare Hotels

Find great prices for amazing hotels wherever your next destination may be. It's simple to search 100+ sites at once!
From our sponsors
''Program BPJS di Indonesia Timur Tidak Laku''
May 4th 2014, 16:46

KESIAPAN rumah sakit swasta untuk bergabung dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) masih terkendala berbagai dilema. Selain masalah tarif, RS swasta juga meminta adanya aturan baku atau standar pelayanan atau clinical pathway yang menyeluruh.

Setelah dilantik sebagai Ketua Asosiasi RS Swasta Indonesia (ARSI) Kota Depok periode 2014-2017, drg Sjahrul Amri, MHA mengaku memiliki tantangan dan pekerjaan rumah yang cukup berat. Amri menjelaskan bahwa tantangan RS swasta ke depan jauh lebih besar sehubungan dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community (AEC) tahun 2015.

MEA, kata Amri, di mana semua pasar bebas menjadikan investor asing bisa masuk ke Indonesia dengan mudah, bahkan hingga dalam bentuk produk jasa. Amri menilai setiap RS swasta harus mempunyai rumusan strategi.

"Belum lagi regulasi SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) dengan program JKN melalui BPJS, dalam program itu kendala banyak dihadapi RS swasta," tegasnya kepada Okezone di RS Bhakti Yudha, Depok baru-baru ini.

Amri menilai program BPJS bahkan belum siap diterapkan di RS swasta wilayah Indonesia Timur. Selain aturan yang belum siap, namun masyarakat di sana masih belum mampu membeli premi secara mandiri.

"BPJS tidak laku di Indonesia Timur. RS swasta di sana belum siap, masyarakat belum mampu beli premi mandiri. Di luar Askes, Asabri, dan Jamsostek lalu Taspen dan lain-lain, masyarakatnya belum mampu jadi enggak bisa. RS swasta enggak siap," jelas Direktur RS Bhakti Yudha ini.

Amri menjelaskan, belum lagi masalah kemampuan SDM hingga sistem teknologi yang masih minim. Setidaknya ada konsep "3 P" bagi Amri yang harus dipersiapkan RS swasta untuk bekerja sama dalam BPJS, yakni position, people, dan performance.

"Masalah pengkodean penyakit (coding), costing (biaya), jangan sampai enggak paham, lalu clinical pathway, harus punya IT yang cukup. Karena ini kan sebuah sistem jangan sampai nanti masalah klaim takut terganggu," tutupnya.
(tty)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions