TERNYATA dibalik keindahan tato dalam tubuh seseorang, bisa meningkatkan risiko mengalami penyakit hepatitis B. Kok bisa?
Ya, Dr. David Muljono, Kepala Laboratorium Penyakit Menular yang Baru Timbul Lembaga Eijkman untuk Biologi Molekular-Jakarta menjelaskan, penyakit hepatitis B muncul lantaran pertukaran darah dari orang lain. Dan proses membuat tato melalui jarum memungkinkan terjadinya proses. Terlebih, jika alat tato-nya tak disterilkan terlebih dulu saat melayani orang lain.
"Virus itu bisa bertahan dan stabil di dalam alat suntik itu. Dan jika si tukang membuat tato tidak disterilkan alat-alatnya, virus bisa masuk ke dalam darah tubuh seseorang dengan mudahnya, otomatis saat virus masuk, tinggal nunggu efeknya saja," katanya dalam acara yang bertema Influenza dan Hepatitis: Dua Tantangan Kesehatan Masyarakat, di Kedutaan Besar Australia, Kuningan, Jakarta, Selasa, (6/5/2014)
Oleh karenanya, lanjut dia, bagi orang-orang suka membuat tato pastikan terlebih dahulu jarum yang dipakai steril, apakah itu mengantinya dengan jarum baru atau alat-alat tato disterilkan. Tujuannya, agar risiko terkena hepatitis B bisa menurun dan seseorang terhindar dari virus ini.
"Kemungkinan tukang tato untuk lupa mengganti jarum suntik atau lupa mengsterilkan alat-alatnya saat melayani klien-klien, itu kan tetap ada. Jadi, pastikan betul sesaat tubuh ditato, alat-alat itu sudah steril atau diganti," pungkasnya.
(ren)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.