Pages

Minggu, 25 Mei 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Simple & Affordable SMS!

Text messages have a 95% open rate within 5 minutes. Over 50,000 businesses, non-profits, and groups rely on Ez Texting for their SMS marketing. Sign up free today!
From our sponsors
Peneliti: Nyeri Kronis itu Bisa Jadi Turunan
May 25th 2014, 09:06

London, Ketika merasakan nyeri di bagian tubuh tertentu, bisa jadi bagian tubuh itulah yang paling banyak dipakai atau 'dipaksa' bekerja. Sehingga nyeri dapat diartikan sebagai semacam bentuk 'protes' tubuh terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Namun sekelompok peneliti dari Inggris menemukan empat jenis nyeri kronis nyatanya bersifat genetik atau dapat menurun. Nyeri apa saja yang dimaksud? Antara lain irritable bowel syndrome (IBS), nyeri muskuloskeletal seperti nyeri sendi, nyeri pada pinggul dan penyakit mata kering.

Awalnya tim peneliti dari King's College London hanya menduga sebagian orang yang menderita nyeri kronis cenderung mengalaminya karena kesamaan genetik yang dimiliki dengan orang tua atau saudara yang berbagi DNA dengannya.

Hal ini karena peneliti melihat kebanyakan penderita mengalami gejala nyeri kronis yang sama, dan biasanya menderita lebih dari satu jenis nyeri kronis.

Kemudian mereka memutuskan untuk membandingkan kondisi lebih dari 8.000 pasang kembar, baik yang identik maupun tidak untuk mengetahui gen yang mereka bawa. Seperti kita tahu kembar identik berbagi DNA yang sama, sedangkan tidak begitu halnya dengan kembar tidak identik, sehingga keduanya dapat memberikan gambaran sempurna tentang perbandingan dampak gen terhadap kondisi tubuh mereka.

Ternyata dugaan peneliti benar adanya. Nyeri-nyeri kronis, terutama empat jenis nyeri kronis yang disebutkan di atas lazim mereka alami. Itu artinya karena berbagi DNA yang sama, keduanya sama-sama mengalami nyeri kronis.

Temuan ini tentu menampik fakta yang selama ini diketahui para pakar tentang penyebab nyeri kronis, yaitu faktor lingkungan. Karena faktanya dua-pertiga penderita nyeri kronis mengalami gangguan kesehatan ini akibat faktor genetik.

"Dengan riset lebih lanjut, temuan ini dapat menjadi panduan bagi para pakar untuk menciptakan terapi yang dapat mengubah hidup penderita nyeri kronis. Setidaknya memperbaiki kualitas hidup mereka," tandas ketua tim peneliti, Dr Frances Williams, seperti dikutip dari BBC, Minggu (25/5/2014).

(lil/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
160905_160327_sakitsendii.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions