Jakarta, Harga obat yang masih mahal menjadi salah satu faktor rendahnya standar kesehatan masyarakat di Indonesia. Sebenarnya apa ya yang paling mempengaruhi harga jual obat?
Sebagian kalangan beranggapan bahwa bahan baku obat yang masih impor membuat harga obat menjadi tinggi. Sebagian lagi menganggap bahwa biaya promosi dan marketing obat yang tinggi membuat harga jual obat menjadi lebih mahal.
detikHealth pun bertanya kepada Wakil Sekretaris Jenderal Asosisasi Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Indonesia, Kendrariadi Suhanda tentang hal tersebut. Kendrariadi mengatan bahwa sebenarnya untuk harga jual, yang paling berpengaruh adalah kebijakan perusahaan farmasi itu sendiri.
"Jadi tergantung kebijakan perusahaan farmasinya sendiri. Ada yang mementingkan promosi dan marketing dengan mencari bahan baku lebih murah, ada juga yang mementingkan bahan baku berkualitas sehingga harga obatnya sedikit lebih mahal," tutur Kendra diplomatis usai konferensi pers Convention of Pharmaceutical Ingredients South East Asia (CPhI SEA) 2014 di Hotel Crowne Plaza, Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (13/5/2014).
Kendra menjelaskan bahwa secara umum, harga jual obat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain harga bahan baku, biaya kemasan, biaya marketing dan promosi serta keuntungan untuk perusahaan.
"Biasanya itu ya perkiraan saya saja, 20 sampai 25 persen itu untuk harga bahan baku, 10 persen untuk packaging dan kemasan, dan sisanya untuk yang lain-lain seperti biaya marketing dan promosi, keuntungan perusahaan, biaya distribusi obat dan sebagainya," sambung Kendra yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pharma Material Management Club (PMMC).
Jika ditelisik dari perkiraan Kendra, harga bahan baku dan biaya kemasan tidak akan lebih dari 35 persen dari harga obat. Tentunya hal tersebut menimbulkan anggapan bahwa perusahaan farmasi lebih mementingkan untung dan promosi daripada bahan baku yang berkualitas atau kemasan yang aman.
Namun anggapan tersebut dibantah oleh Kendra. Dikatakannya bahwa dirinya tidak akan pernah bermain-main dengan kualitas obat. Bahkan ia mengaku lebih baik membeli bahan baku berkualitas dengan harga yang lebih tinggi daripada membuat obat dari bahan baku kualitas rendah meskipun lebih murah.
"Kita tidak akan begitu. Soalnya ini menyangkut jiwa manusia lho. Tentunya kita tidak akan main-main dengan jiwa manusia," pungkasnya.
(vit/vit)