Yogyakarta, Nyamuk ber-Wolbachia telah dilepaskan ke beberapa pemukiman warga di wilayah Yogyakarta, tepatnya di Kronggahan dan Nogotirto, Kabupaten Sleman. Bakteri Wolbachia yang ada dalam nyamuk tersebut diyakini dapat menghambat replikasi virus dengue, penyebab demam berdarah. Namun terlepas dari itu, Dinas Kesehatan Sleman tetap melakukan upaya penanganan DBD seperti biasa.
"Standar operasional yang biasa dilakukan tetap kita lakukan," terang dr Mafilindari Nuraini, MKes, Kepala Dinas Kabupaten Sleman, ketika ditemui di kantornya.
"Ini karena mereka baru meneliti ke nyamuknya, belum ke arah kasusnya, sehingga tidak memengaruhi penanggulangan yang semula sudah kita lakukan atau yang akan kita lakukan," imbuh Linda mepaparkan alasannya.
Ya, sejak Januari lalu para peneliti dari Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran UGM mulai melepaskan nyamuk-nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia ke wilayah Kronggahan dan Nogotirto. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Eliminate Dengue Project (EDP) yang sebelumnya pernah dilakukan di Monash University, Australia.
Tunggu, bukankah melepas nyamuk penyebab demam berdarah dapat membahayakan penduduk?
Jangan salah, upaya tersebut justru dilakukan dalam rangka mencegah persebaran virus dengue yang menjadi penyebab demam berdarah. Sebabnya ialah karakteristik bakteri Wolbachia yang disuntikan ke dalam nyamuk. Bakteri tersebut dapat mempersingkat masa hidup nyamuk sekaligus menghalangi replikasi virus dengue dalam Aedes aegypti.
Nyamuk yang telah direkayasa sehingga memiliki bakteri ini di dalam tubuhnya tidak akan bisa menyebarkan virus dengue. Hal ini diyakini dapat menekan kasus demam berdarah dengan lebih efektif.Next
(
vit/vit)