Melbourne, Punggung bawah sering terasa nyeri? Jika iya, Anda perlu lebih giat melakoni pola hidup sehat. Sebuah studi global menemukan, nyeri punggung bawah (NPB) lebih sering menyebabkan disabilitas ketimbang infeksi, depresi, dan gangguan jantung.
Sekelompok peneliti dari Australia telah melakukan pengkajian terhadap prevalensi NPB di seluruh dunia dan bagaimana dampaknya. Mereka menggunakan data dari Global Burden of Disease 2010, penelitian besar yang didanai oleh Bill and Melinda Gates Foundation. Mereka menganalisis data dari 187 negara, dengan membandingkan nyeri punggung bawah terhadap 291 gangguan kesehatan lain.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa 9,4 persen pastisipan studi positif memiliki nyeri punggung bawah. Menurut studi itu juga, nyeri punggung bawah merupakan penyebab nomor satu dari cacat tubuh di banyak negara. Penemuan itu kemudian dipublikasikan baru-baru ini di Annals of the Rheumatic Diseases.
"Nyeri punggung bawah adalah penyebab kecacatan nomor satu di kebanyakan negara di seluruh dunia, termasuk Australia," ujar Rachelle Buchbinder, profesor reumatologis dan epidemiologis di Universitas Monash, Melbourne.
Di dalam jurnal yang sama, juga disebutkan bahwa orang yang paling berisiko mengalami NPB adalah mereka yang bekerja di sektor Agraris. Pekerja sekor pertanian 3,7 kali lebih berisiko mengalami NPB dibanding pekerja kantoran. Demikian menurut penuturan Tim Driscoll, pakar kesehatan okupasi dan profesor di Universitas Sydney.
Proporsi kasus nyeri punggung bawah akibat faktor pekerjaan memang telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Kendati demikian, ujar Buchbinder, dampak buruk dari NPB semakin meningkat dari tahun ke tahun. Studi yang ia lakukan menunjukkan bahwa jumlah orang yang hidup cacat akibat nyeri punggung bawah telah meningkat dari 58,2 juta orang pada tahun 1900 menjadi 83 juta orang pada tahun 2010. Mengatasi gangguan kesehatan ini, Buchbinder menyarankan agar penderitanya selalu aktif.
"Kita tahu bahwa pada mayoritas orang yang mengalami nyeri punggung akut, langkah penanganan terbaik adalah dengan tetap aktif, melakukan aktivitas yang biasa dilakukan, dan mengonsumsi penghilang rasa nyeri jika dirasa perlu," pungkas Buchbinder, seperti dikutip dari ABC Australia pada Sabtu (3/5/2014).
(vit/vit)